JAKARTA: Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri mulai bekerja mengusut dugaan adanya penggelapan dana 30.000 donatur Greenpeace cabang Indonesia yang telah dilaporkan oleh Aliansi Mahasiswa Tolak LSM Asing.
Subdit II Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Kombes Pol Listyo Sigit Prabowo di Jakarta, Selasa 22 Mei 2012 mengatakan pihaknya akan mulai mengusut laporan aliansi mahasiswa itu.
"Dugaan adanya penggelapan akan kami dalami. Selain itu, dalam waktu dekat juga akan meminta masukan dari Kemendagri dan Kemenkum dan HAM terkait bentuk dari LSM asing Greenpeace,'' katanya.
Sementara itu, Koordinator Aliansi Mahasiswa Tolak LSM Asing, Rudy Gani, mengatakan bahwa pihaknya mengunjungi Bareskrim Mabes Polri, untuk mempertanyakan kelanjutan laporan aliansi mahasiswa tentang penggunaan dana donatur Greenpeace cabang Indonesia ke Mabes Polri beberapa waktu lalu.
Aliansi Mahasiswa Tolak LSM Asing ini terdiri dari organisasi ekstra mahasiswa, Badko HMI Jabotabeka-Banten, LISUMA Jakarta, Pusaka Indonesia, BEM RI, dan IMIKI.
Rudy mengatakan, Greenpeace selalu mengklaim memiliki 30 ribu orang donatur yang menyumbang Rp75 ribu per bulan. Itu artinya, Greenpeace menerima sumbangan dari masyarakat sejumlah Rp2.250.000.000 per bulan atau senilai Rp27 miliar per tahun. Namun, dalam laporan keuangannya pada 2009 dan 2010 yang dimuat di Harian Kompas dan Republika, edisi Kamis (25/10/2011), Greenpeace menyebutkan menerima donasi hanya Rp6.5 miliar pada 2009, dan Rp 10,2 miliar pada 2010.
"Kita tidak menuduh. Greenpeace kan selalu mengedepankan transparansi. Kita cuma mempertanyakan, kenapa ada selisih sekitar Rp17 miliar. Kemana sisa dana donatur tersebut? Karena itu, patut diduga Greenpeace telah melakukan tindak pidana penggelapan dan penipuan," ujarnya.
Selain melaporkan dugaan penggelapan dana donatur tersebut, aliansi mahasiswa juga mengupayakan jalur permohonan informasi publik kepada Greenpeace cabang Indonesia karena faktanya tidak pernah ada laporan terbuka dan jelas kepada masyarakat mengenai sistem donasi dan bantuan lembaga asing yang dikelola Greenpeace cabang Indonesia.
"Kami telah dua kali melayangkan surat permohonan informasi publik kepada Greenpeace Indonesia. Namun Greenpeace tetap mengabaikan surat permohonan itu. Padahal, UU nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) menyebutkan setiap lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi masyarakat, organisasi non pemerintah, bahkan partai politik yang mendapat dana APBN/APBD, mengumpulkan sumbangan publik, dan mendapat bantuan asing, termasuk kategori badan publik yang wajib menyediakan informasi bagi publik," ujar Rudy yang juga Ketua Badko HMI Jabotabeka-Banten.
Sikap tertutup Greenpeace cabang Indonesia terkait dana donatur itu, lanjutnya, mengundang kecurigaan karena sebagai LSM internasional, sepatutnya mereka proaktif memberikan informasi mengenai pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari sumbangan masyarakat, dan atau sumber luar negeri.
"Pernyataan Greenpeace yang mengaku sangat transparan dalam keuangan jauh dari kenyataan. Karena itu, Greenpeace cabang Indonesia juga patut diduga melakukan kebohongan publik dan melanggar UU nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik," katanya.(Antara/msb)
BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:
METRODATA ELECTRONICS Siapkan Right Issue
PASAR SURAT UTANG: Investor Cenderung Wait & See
Danareksa Investment Rilis RDPT Infrastruktur
AKSI ALIBABA: Berniat Beli Sahamnya Dari Yahoo! Senilai US$7 Miliar
HARGA EMAS: Pasar Keuangan Tertekan, Logam Mulia Melonjak
TRANSAKSI AFILIASI: Adi Karya Pinjamkan APR Rp57,1 Miliar
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
KASUS NARKOBA: Sabu-Sabu Di Sumut Banyak Berasal Dari Malaysia
TRAGEDI SUKHOI: Wah.. Ada Dugaan Penipuan Jamsostek!
JUSUF KALLA: Memimpin Bisnis Beda Dengan Pemerintahan
DAUD YORDAN Naik Ring Lagi Juli
ENGLISH NEWS:
PALM OIL Climbs As Biggest Weekly Drop In 5 Months Lures Buyers
PLN To Spend IDR2.54 Trillion For VILLAGE ELECTRICITY Program
ARC Broadens Relationship With ANGLO AMERICAN In Indonesia
MARKET OPENING: Index Fall 46.79 Point
MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
RUPIAH Advances Most In Two Weeks On CHINA Pledge
JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel