Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kanker bisa diobati tanpa efek samping

JAKARTA: Penderita kanker kini memiliki harapan baru untuk mendapatkan pengobatan dengan efek samping yang minimal, dibandingkan dengan pengobatan konvensional seperti kemoterapi, seperti yang tengah dijajaki oleh PT Kalbe Farma Tbk melalui obat targeted

JAKARTA: Penderita kanker kini memiliki harapan baru untuk mendapatkan pengobatan dengan efek samping yang minimal, dibandingkan dengan pengobatan konvensional seperti kemoterapi, seperti yang tengah dijajaki oleh PT Kalbe Farma Tbk melalui obat targeted therapy.Rikrik Ilyas, Direktur Innogene Kalbiotech PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), mengatakan targeted therapy adalah obat kanker yang mampu mengurangi efek samping terhadap penderita. Obat ini langsung menuju kepada sasaran yakni sel-sel kanker. Masalahnya, selama ini obat ini baru dimanfaatkan oleh kalangan tertentu karena harganya yang relatif mahal.Menurut Guru Besar Imunopatologi dari Universitas Indonesia Santoso Cornain, biasanya obat kanker memiliki efek samping seperti anemia, rambut rontok, mual, dan diare. Pemakaian targeted therapy dapat mengurangi efek samping tersebut. Dia menyerang hanya sel-sel kanker saja, tidak seperti obat kanker konvensional yang selain menyerang sel yang terkena kanker, juga menyerang sel yang masih sehat, ungkapnya, dalam rilis Kalbe hari ini.Kalbe melalui divisi biopharmaceutical terus mengembangkan dan menyempurnakan obat & diagnostic, yang mampu meminimalisir efek samping bagi penderita kanker. Kami memiliki unit Innogene Kalbiotech yang berkedudukan di Singapura, khusus melakukan riset pengembangan obat kanker yang mampu mengurangi efek samping, ujar Rikrik.Dia menuturkan keberadaan perusahaan di Singapura, karena negara itu memberikan potongan pajak sampai dua kali lipat terhadap biaya penelitian untuk obat-obat kanker yang dihasilkan. Menurut dia, Kalbe telah menginvestasikan sekitar Rp180 miliar untuk pengembangan obat & alat diagnostik untuk penyakit kanker, yang saat ini telah memasuki tahun ke-8. Sebagian dari dana tersebut sekitar Rp60 miliar dipergunakan untuk mendirikan institusi riset bioteknologi, seperti Stem Cell & Cancer Institute dan Kalgen (Kalbe Genomics) Laboratory.Sementara itu Hera Novianti, ahli di bidang biologi molecular, mengatakan beberapa penderita kanker disebabkan karena membawa gen dari orangtuanya. Sehingga pemberian obat kanker tidak dapat disamakan, dan harus disesuaikan dengan genetik seseorang.Hera mengatakan Kalbe Genomic Laboratory memiliki laboratorium untuk memeriksa gen seseorang, agar pemberian obat kanker dapat efektif kepada sasaran dengan biaya berkisar Rp500.000-Rp3,5 juta. Biaya ini masih bisa diperkecil bagi peserta Askes, karena pemeriksaan gen ini telah masuk program Askes.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper