Ke tiga bidang infrastruktur yang dinilai potensial dan akan dijadikan target pengembangan ekspansi bisnis perseroan tersebut yaitu sektor air minum, pembangkit listrik dan jalan tol.
Direktur Utama Hutama Karya Subagyono mengatakan pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan sejumlah pemerintah daerah untuk mengetahui besaran kebutuhan dan suplai dari masing-masing sektor tersebut.
Dia menambahkan perseroan berencana mendirikan tiga anak perusahaan lagi pada tahun depan untuk mendukung strategi bisnis yang ke depan akan lebih difokuskan pada industri konstruksi, atau beralih dari strategi perseroan sebelumnya yang lebih berorientasi pada penyelenggaraan jasa konstruksi.
Saat ini, Hutama Karya telah memiliki tiga anak perusahaan yang sudah mendapat izin beroperasi yaitu HAKA Pole yang memproduksi tiang listrik, HAKA Realtindo yang bergerak di bidang properti, dan HAKA Aston yang memproduksi aspal beton.
Kami akan memperkuat usaha dengan mengembangkan bisnis konstruksi mulai hulu hingga hilir dengan mendirikan tiga anak usaha yang dapat mendukung kinerja perusahaan, katanya, kemarin.
Menurut dia, penguatan struktur perusahaan tersebut untuk mendukung upaya pencapaian target penjualan jasa konstruksi yang pada 2011 dipatok sebesar Rp4,8 triliun dengan pendapatan laba perusahaan sebesar Rp154 miliar, atau naik 29,2% dari pendapatan laba bersih tahun ini yang diperkirakan sebesar Rp109 miliar.
Dia menuturkan secara keseluruhan target penyelenggaraan konstruksi yang dapat diserap sekitar Rp9 triliun-Rp10 triliun, menyusul kontrak kerja baru yang telah di tandatangahi pada akhir tahun ini sebesar Rp6 triliun.
Target penjualan jasa konstruksi tersebut meningkat 50% dari pencapaian nilai proyek yang telah direalisasikan pada tahun ini sebesar Rp3,2 triliun, katanya.
Direktur Pengembangan Proyek Hutama Karya Eko Prastowo mengatakan dalam rencana jangka panjang perseroan menargetkan dapat menjual proyek senilai Rp13 triliun atau meningkat hingga empat kali lipat dari realisasi tahun ini sebesar Rp3,2 triliun.
Sementara itu untuk proyek-proyek rencana unggulan yang akan dikerjakan pada tahun depan, Direktur Operasional I Hutama Karya Tri Widjajanto mengatakan akan menyelesaikan pembangunan terminal III Bandara Kuala Namu seluas 80.000 meter persegi dan Bakrie Tower setingggi 53 lantai dengan total luas bangunan mencapai 48.000 meter persegi.
Selain itu, sejumlah produk property juga akan digarap oleh Hutama Karya pada 2011 yaitu pembangunan gedung MMC untuk mendukung kebutuhan Rumah Sakit MMC, Hotel Pang Hegar di Bandung dan vila di Bali.
Untuk proyek infrastruktur yang akan di garap apda tahun depan yaitu pembangunan jalan ruas Blok M-Antasari senilai Rp200 miliar, proyek jalur hijau Balikpapan-Samarinda senilai Rp200 miliar dan Jakarta Outher Ring Road untuk ruas tanjung Priok senilai Rp600 miliar.
Realisasi proyek-proyek di wilayah Divisi I yang meliputi Sumatera, Jabar, DKI Jakarta dan Banten untuk proyek besarnya penyelesaian konstruksi terminal III Bandara Kuala Namu dan gedung Bakrie Tower, katanya.
Sementara itu untuk wilayah Jateng hingga Indonesia bagian Timur, Direktur Operasional II Hutama Karya I Wayan Bagus mengatakan pihaknya tengah merampungkan sejumlah proyek jalan tol untuk ruas Mojokerto-Kertosono dan jalan bebas hambatan di Aceh menuju Calang.
Dia menambahkan, proyek infrastruktur bidang energy yang akan direalisasikan di antaranya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap senilai Rp200 miliar di Kalimantan, dan seperti merintis pabrik semen di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai Rp4 triliun.
Direktur Operasional II Hutama Karya, I Wayan Balu, juga menuturkan sejumlah proyek yang akan dibangun antara lain jalan tol Mojokerto-Kertosono dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jeneponto dengan kontrak Rp200 miliar. Proyek lainnya adalah jalan layang Blok M-Antasari senilai Rp200 miliar. Sementara itu, terdapat satu seksi jalan tol Kalimantan yaitu Balikpapan-Samarinda senilai Rp300 miliar, proyek tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Tanjung Priok senilai Rp600 miliar, dan PLTU di Kalimantan. Hutama Karya pada 2009 memiliki aset Rp2,4 triliun dengan penjualan mencapai Rp3,05 triliun dengan perolehan laba sebesar Rp103 miliar. Sementara itu, aset pada 2010 diproyeksikan sebesar Rp3,1 triliun dengan laba Rp109 miliar. (06)