Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral AS Sementara Istirahat Naikkan Suku Bunga

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal bahwa bank sentral AS akan ‘istirahat sementara’ dari menaikkan suku bunga. Para koleganya pun kini masih mendiskusikan hingga berapa lama ‘istirahat’ itu akan berlangsung.
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal bahwa bank sentral AS akan ‘istirahat sementara’ dari menaikkan suku bunga. Para koleganya pun kini masih mendiskusikan hingga berapa lama ‘istirahat’ itu akan berlangsung.

Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 31 Juli – 1 Agustus 2018 dipastikan tetap menjaga suku bunga acuan (Federal Fund Rates/FFR) di level 1,75%-2%.

Pasar pun mulai menetapkan harga untuk kenaikan suku bunga oleh The Fed bakal dilakukan pada FOMC berikutnya.  Adapun indeks probabilitas kenaikan suku bunga pada FOMC kali ini berada di level 0%, jauh dibandingkan dari probabilitas kenaikan suku bunga pada September sebesar 80%.

Sebelumnya, Powell menyampaikan kepada Kongres AS bahwa kenaikan suku bunga secara gradual merupakan rencana The Fed  “untuk sekarang ini”. Hal itu mengindikasikan bahwa The Fed mempertimbangkan untuk mengambil nafas sejenak dari program pengetatan moneternya.

Roberto Perli, mantan Ekonom The Fed yang kini menjadi mitra konsultan di Cornerstone Macro LLC menilai pernyataan Powell yang mengindikasikan langkah yang akan diambil bank sentral tersebut sangat masuk akal.

Pasalnya, tingkat inflasi AS diperkirakan tidak akan mendapat ancaman, baik dari sisi data ekonomi maupun dari perkiraan The Fed.

“Jadi, pernyataan ‘untuk sekarang ini’ tampak tepat dan akan dimasukkan ke dalam pernyataan [hasil FOMC]. Artinya adalah [kenaikan FFR] dilakukan jika tidak saat ini, maka secepatnya,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (1/8/2018).

Dengan memberikan jeda kenaikan suku bunga kali ini, The Fed tampak ingin menjaga ekspansi ekonomi Negeri Paman Sam yang telah dikerek oleh menguatnya belanja konsumen pada kuartal II/2018 akibat manfaat dari pemangkasan pajak.

Oleh karena itu, target inflasi bank sentral di level 2% dengan kestabilan harga pun tercapai berkat dukungan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.

Sejauh ini para pembuat kebijakan memang sangat memperhatikan pergerakan inflasi yang akhirnya melewati target tersebut. Untuk itu, The Fed telah menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali dalam tahun ini, pada FOMC Maret dan Juni.

Berdasarkan hasil FOMC Juni, otoritas moneter AS tersebut masih berpeluang menaikkan suku bunga sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun.

Selain itu, menurut FOMC Juni, The Fed kini mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan moneternya yang akomodatif menjadi kebijakan normalisasi. Namun, tampaknya kelanjutan hal tersebut belum akan disampaikan di dalam FOMC kali ini karena Powell tidak dijadwalkan melakukan konferensi pers setelah rapat.

“Saya memperkirakan tidak ada perubahan besar di dalam pesan The Fed lewat FOMC kali ini karena Powell tidak akan mengadakan konferensi pers untuk melakukan klarifikasi,” ujar Ward McCarthy, Kepala Ekonom Keuangan di Jefferies LLC.

Dia melanjutkan, ke depannya The Fed akan menghadapi tantangan tentang cara berkomunikasi kepada pasar untuk mengumumkan perubahan arah kebijakannya menjadi normalisasi tersebut.

Adapun konferensi pers oleh Gubernur The Fed berikutnya dijadwalkan setelah rapat kebijakan FOMC September, yaitu pada 26 September 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper