Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Iran berharap dukungan Indonesia dalam menghadapi sanksi dari Amerika Serikat.
Terkait hal itu, Wakil Presiden Iran Bidang Perempuan dan Keluarga Masoumeh Ebtekar menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden RI.
“Kami telah melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden [Jusuf Kalla] untuk menyampaikan pesan Presiden Rouhani untuk Presiden Joko Widodo, dan juga untuk menyampaikan posisi kami terkait perkembangan terakhir soal kesepakatan nuklir dunia, khususnya penarikan diri Amerika Serikat,” ujar Masoumeh, Rabu (11/7/2018).
Oleh karena itu, Masoumeh mengatakan segala upaya harus ditempuh untuk mempertahankan kesepakatan nonproliferasi, kesepakatan internasional didasarkan pada dewan keamanan dan resolusi PBB.
“Untuk melindungi perdamaian dan keamanan dunia saat ini,” ujarnya.
Dengan harapan tersebut, Masoumeh menyebut pemerintah Iran berkomitmen dengan hubungan inti kedua negara dalam sektor perdagangan, kerja sama ekonomi, politik, sosial dan ilmu pegetahuan.
Seperti dihimpun bisnis.com, sebelumnya Amerika Serikat keluar dari perjanjian yang disepakati pada 2015 yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Langkah tersebut ditempuh karena AS menilai perjanjian itu tidak membahas program rudal balistik Iran atau perannya dalam perang di Suriah dan Yaman, serta tidak permanen mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
JCPOA berisikan persetujuan bagi Iran untuk membatasi aktivitas nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi. Amerika Serikat juga menyatakan akan kembali menerapkan sanksi terhadap Iran dan mengajak sekutunya melakukan hal serupa.
Dalam kesempatan tersebut Jusuf Kalla mengatakan sebelum perjanjian JCPO pada 2015 ekonomi Iran mengalami kesulitan karena embargo. Seharusnya, kata dia, setelah JCPOA Iran bisa bebas dari embargo.
“Tapi Trump [Presiden Amerika Serikat Donald Trump] mengundurkan diri dari perjanjian itu, multilateral, sehingga menyulitkan. Tapi Uni Eropa tetap konsisten,” kata JK.