Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump mengumumkan daftar impor barang China pada Selasa (3/4/2018) sebagai bagian dari tindakan keras terhadap apa yang dianggap sebagai praktik perdagangan yang tidak adil.
Sektor yang dicakup oleh tarif impor yang diusulkan termasuk produk yang digunakan untuk robotika, teknologi informasi, teknologi komunikasi dan kedirgantaraan.
Dilansir CNBC, Kementerian Perdagangan AS yang mengumumkan daftar tersebut, mengatakan bahwa targetnya adalah produk yang menguntungkan rencana industri China, sekaligus meminimalkan dampak pada perekonomian AS.
Secara khusus, kebijakan tarif ini bertujuan untuk membendung kebijakan China yang "memaksa" perusahaan-perusahaan AS mentransfer teknologi dan kekayaan intelektual ke perusahaan China.
Namun, masyarakat dapat mengomentari proposal usulan tarif impor tersebut.
Pengumuman ini menimbulkan risiko peningkatan friksi antara AS dan mitra dagang terbesarnya. Kekhawatiran perang dagang telah membebani pasar saham AS, yang turun lebih dari 2% pada hari Senin meski mampu rebound pada perdagangan Selasa.
Pada Senin waktu setempat, China mengenakan tarif untuk impor makanan dan produk lain dari AS, sebagai aksi balasan terhadap tarif impor baja dan aluminium AS.Tarif impor tersebut menargetkan produk seperti daging babi, buah, dan kacang-kacangan tertentu yang berasal dari AS.
Pemerintahan Trump menuduh bahwa China secara tidak sah mengambil kekayaan intelektual AS. AS dapat memungut tarif impor sebesar US$50 miliar hingga US$60 miliar setiap tahunnya dari China.
Pada Selasa, pengumuman tersebut mengatakan total nilai impor yang dikenakan kenaikan tarif sama dengan kerugian yang disebabkan oleh kebijakan transfer teknologi China yang tidak masuk akal.
Sementara itu, sejumlah penentang tarif yang direncanakan Trump berpendapat itu bisa menaikkan harga barang-barang konsumsi di AS.