Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Nasir Resah Ancaman Naiknya Pengangguran Terpelajar

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkap kekhawatirannya terhadap meningkatnya jumlah pengangguran berpendidikan di Indonesia.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mendengarkan pertanyaan saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Senin (10/7)./JIBI-Dedi Gunawan
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mendengarkan pertanyaan saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Senin (10/7)./JIBI-Dedi Gunawan

Kabar24.com, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkap kekhawatirannya terhadap meningkatnya jumlah pengangguran berpendidikan di Indonesia.

Menteri Nasir menyebutkan setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah sarjana, namun sedikit yang langsung diterima bekerja. "Sekitar 8,8% dari total 7 juta pengangguran di Indonesia merupakan sarjana yang menganggur pascalulus. Ini sangat mengkhawatirkan," kata Nasir dalam siaran pers, Minggu (25/3).

Untuk itu, Nasir terus berupaya mendorong peningkatan daya saing bangsa. Di bidang pendidikan tinggi, dia menyampaikan pentingnya kontribusi perguruan tinggi dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil, berpendidikan tinggi serta berwawasan global.

"Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan sumber daya yang mampu bersaing secara global," ujar Menristekdikti.

Menurutnya, perguruan tinggi sebagai lembaga pencetak sumber daya manusia yang unggul diharapkan dapat berkontribusi pada upaya peningkatan daya saing bangsa. Pasalnya Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat dijadikan sumber penguatan ekonomi bagi bangsa Indonesia.

Nasir juga mengajak para wisudawan dan civitas akademika untuk ikut berkontribusi dalam upaya peningkatan daya saing bangsa secara global di era disrupsi teknologi.

Untuk itu, Nasir mengungkapkan bahwa memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas merupakan agenda utama pemerintah kedepan dalam membuat kebijakan.

"Kita telah memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu era disrupsi teknologi, era berbasis Cyber Physical System. Ini merupakan tantangan baru yang dihadapi oleh negara-negara di ASEAN untuk mempersiapkan SDM-nya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper