Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hotel di Batam Ketergantungan Sektor Manufaktur

Industri perhotelan kota Batam ikut terkena pukulan telak saat industri manufaktur mengalami penurunan. Pasalnya, lebih dari 40% hunian kamar hotel di kota ini bergantung kepada long stayer dari perusahaan manufaktur.
Pemandangan di satu sudut Kota Batam./Dok. Kementerian Pariwisata
Pemandangan di satu sudut Kota Batam./Dok. Kementerian Pariwisata

Bisnis.com, BATAM - Industri perhotelan kota Batam ikut terkena pukulan telak saat industri manufaktur mengalami penurunan. Pasalnya, lebih dari 40% hunian kamar hotel di kota ini bergantung kepada long stayer dari perusahaan manufaktur.

“Komposisi paling besar penghuni hotel adalah tenaga kerja industri, baik yang dari dalam atau luar negeri. Untuk yang sektor wisata biasanya hanya di akhir minggu,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam Muhammad Mansyur, Senin (12/2/2018).

Tahun 2017 disebut sebagai saat paling kelam bagi industri perhotelan Batam karena rata-rata tingkat hunian hotel sepanjang tahun hanya 55%. Menurutnya, selama ini hotel di Batam sangat tergantung kepada industri manufaktur dan konstruksi.

Korporasi industri kerap menempatkan karyawan dari luar kota atau luar negeri di hotel untuk waktu yang sangat lama.

“Satu perusahaan bisa memesan 10-15 kamar hotel untuk tempat karyawannya menginap. Ada yang mingguan, bulanan, bahkan untuk satu tahun,” jelas Mansyur.

Kondisi ini membuat perhotelan di Batam terkena imbas langsung dari melemahnya sektor industri manufaktur. Apalagi, sejumlah perusahaan besar yang biasanya memanfaatkan hotel sebagai tempat menginap karyawan sudah tak beroperasi. Bahkan, ada yang memindahkan proses bisnis mereka ke negara lain.

Sejumlah perusahaan juga mulai melirik cara lain untuk menghemat biaya. Karyawan asing yang bisanya diinapkan di hotel kini dipindahkan ke rumah sewaan yang harganya jauh lebih murah.

Semakin sedikitnya jumlah tamu, membuat pihak hotel putar otak. Salah satu strategi yang dilancarkan adalah dengan menawarkan tarif murah, sehingga terjadi perang harga.

“Ini membuat tingkat hunian hotel tidak merata. Tentu saja tamu memilih harga hotel yang paling murah dengan kualitas yang tak jauh berbeda,” paparnya.

Untuk itu, pemerintah setempat diharapkan dapat menelurkan regulasi yang berpihak terhadap pelaku usaha perhotelan, misalnya menjalin kerja sama dalam kegiatan MICE di Batam. 

“Untuk acara skala besar melalui pintu PHRI, nanti PHRI yang mengatur akomodasi untuk kegiatan tersebut. Jadi, tidak door to door lagi karena seluruh hotel yang ada di Batam ini berada dalam naungan PHRI,” ujar Mansyur.

Kepala Dinas Pariwistara Kota Batam Febrialin mengakui kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Batam memang masih lemah, sehingga imbasnya untuk sektor-sektor lain di daerah itu tak terlalu signifikan.

Sektor manufaktur masih memberikan kontribusi terbesar, yakni 55,46%. Diikuti sektor konstruksi dengan 19,47%, perdagangan besar dan eceran sekitar 6,24%, transportasi dan pergudangan 3,58%, serta jasa keuangan dan asuransi sekitar 3,5%. 

Sementara itu, sektor akomodasi dan makanan termasuk pariwisata menduduki peringkat 6 dalam struktur PDRB Kota Batam dengan kontribusi hanya 2,34%.

“Karena kontribusinya besar terhadap PDRB, maka ketika sektor manufaktur jatuh dampaknya juga lebih terasa ke semua sektor,” jelasnya.

Febrialin mengatakan pihaknya tengah berupaya meningkatkan peran sektor pariwisata terhadap PDRB Batam. Sektor ini ditargetkan menduduki peringkat 3-4 dalam kontribusinya terhadap PDRB dalam 2 tahun ke depan. Pasalnya, pariwisata dipandang sebagai sektor yang paling mampu mendorong pertumbuhan PDRB berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sarma Haratua
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper