Kabar24.com, JAKARTA - Jumlah penderita influenza (flu) di Amerika Serikat (AS) terus meningkat dan makin memburuk pada tahun ini.
US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut jumlah penderita wabah flu tahun tahun ini telah menyamai fenomena flu babi pada 2009 dan melampaui wabah flu musiman paling tinggi sepanjang sejarah pada 2003. Kala itu, flu babi yang melanda dunia pada 2009-2010, membuat t 60,8 juta orang AS terjangkit. Menurut data CDC jumlah orang yang dirawat di rumah sakit mencapai 274.304 dan membunuh 12.469 orang,
Padahal, menurut Direktur CDC Anne Schuchat, wabah flu pada tahun ini diperkirakan belum mencapai puncaknya dan berpeluang terus bertambah. Selain itu, kematian akibat wabah saat ini kemungkinan akan jauh melampaui musim 2009-2010. Fenomena ini membuat para ahli kesahatan Paman Sam terus berusaha memecahkan masalah ini.
"Ini adalah musim yang sulit, dan kita tidak bisa memprediksi berapa lama musim yang akan berlangsung,. Saya berharap ada kabar baik, tapi semua yang kami lihat adalah berita buruk," kata Schuchat, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (10/2/2018).
Seperti diketahui, jenis wabah flu tahun ini belum banyak berubah dari musim sebelumnya yang dianggap sebagai strain baru, kata Schuchat. Ahli virologi tersebut mengaku terus mempelajarin wabah ini untuk menentukan apakah ada penjelasan lain mengapa penyakit ini masih terus berkembang.
Baca Juga
"Kita harus banyak belajar tentang influenza. Fenomena ini adalah peringatan tentang betapa parahnya influenza, dan mengapa kita harus memperkuat daya tahan tubuh kita,” lanjutnya.
Kematian akibat influenza dan pneumonia, yang saling terkait satu sama lain di musim dingin AS, dikabarkan bertanggung jawab atas 1 dari setiap 10 kematian sepanjang pekan lalu.
Menurut CDC, telah terjadi 40.414 kematian di AS selama minggu ketiga tahun 2018. Dari jumlah tersebut 4.064 di antaranya disebabkan oleh pneumonia atau influenza.