Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang memutuskan kembali menunjuk Haruhiko Kuroda untuk menjadi Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ). Hal ini memperkuat indikasi bahwa pelonggaran moneter Jepang akan terus dilanjutkan.
Seperti diketahui, masa bakti Kuroda akan habis pada April 2018. Sementara itu, nama Kuroda sendiri sejak akhir tahun lalu memang telah muncul sebagai kandidiat kuat untuk kembali menjabat kepala BOJ. Kuroda pun selama ini mendapat dukungan yang kuat dari Perdana Meneteri Jepang Shinzo Abe.
Di sisi lain, sejumlah ekonom melihat, pengangkatan kembali Kuroda ini akan meningkatkan peluang BOJ untuk melanjutkan kebijakan moneter ultra-longgarnya. Pasalnya, selama ini para pelaku pasar khawatir, Jepang akan mengubah kebijakan moneternya ketika Kuroda tak lagi menjabat.
“Ini adalah pertanda baik. Artinya ada kelanjutan kebijakan yang jelas dan pasti dari kebijakan moneter BOJ. Kuroda dihormati oleh Pemerintah Jepang karena kebijakannya yang jelas,” kata Stefan Gerlach, Kepala Ekonom EFG Swiss dan mantan Deputi Gubernur Bank Sentral Irlandia, sepeti dikutip dari Reuters (10/2/2018).
Seperti diketahui, kebijakan moneter yang lebih ketat di Negeri Sakura, ditakutkan akan membuat likuiditas global makin ketat. Pasalnya, pelaku pasar saat ini cenderug terlanjur menaikkan kewaspadaanya pada perubahan moneter menjadi lebih ketat di AS dan Uni Eropa.
Adapun, kelanjutan jabatan Kuroda harus mendapatkan persetujuan dari kedua majelis parlemen Jepang. Namun, proses tersebut diperkirakan akan dpat dilalui dengan mudah olehnya, lantaran parlemen Jepang dikuasai oleh koalisi utama Abe.
Baca Juga
Keran Moneter
Pemerintah Abe akan mengajukan nominasi ke parlemen akhir bulan ini, orang tersebut mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim karena keputusan tersebut belum diajukan secara resmi.
Selama ini, Kuroda telah menekankan tekadnya untuk menjaga agar keran moneter terbuka lebar untuk mencapai target inflasi BOJ sebesar 2%. Hal itu semakin mengaskan bahwa BOJ akan mempertahankan program stimulus masifnya, bahkan ketika bank sentral lainnya bergerak untuk mengakhiri kebijakan moneter ekstra longgarnya.
"Siklus ekonomi positif dimulai. Saya berharap BOJ terus mempromosikan pelonggaran moneter yang berani untuk mencapai target inflasi 2 persen, "kata Abe kepada parlemen pada awal pekan ini.
Penunjukan kembali Kuroda akan membuat pria mantan pejabat biro Kementerian Keuangan Jepang tersebut sebagai Gubernur BOJ dengan msa bakti terpanjang dalam 54 tahun terakhir. Sebelumnya belum ada kepala BOJ yang mampu mempertahankan jabatannya selama 10 tahun atau dua kali masa bakti.