Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korut Uji Coba Bom Hidrogen, Trump Ancam Hentikan Hubungan Perdagangan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan meningkatkan sanksi ekonomi serta menghentikan perdagangan dengan negara mana pun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan meningkatkan sanksi ekonomi serta menghentikan perdagangan dengan negara mana pun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.

Ancaman tersebut dikeluarkan setelah negara yang dipimpin diktator Kim Jong Un itu menyatakan telah sukses melakukan uji coba bom hidrogen dengan kekuatan terdahsyat.

Pada Minggu (3/9) waktu setempat, Korea Utara menyatakan telah sukses melakukan uji coba bom hidrogen dengan kekuatan terdahsyat yang dapat dimuat ke dalam rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM).

Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan bahwa uji coba itu berjalan sempurna sekaligus menunjukkan ketepatan dan teknologi bom tersebut. Ini adalah uji coba nuklir pertama Korut sejak Trump menjabat sebagai Presiden AS.

Trump pun menanggapi uji coba tersebut dalam serangkaian tweetnya. Dia menguraikan rencana sanksi baru dengan target China, yang masih memiliki hubungan perdagangan dengan Korea Utara. Trump juga mengkritik Korea Selatan karena cenderung memilih cara halus.

“Pemerintah AS harus meningkatkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan China, baik individu maupun bank yang membantu Korea Utara menghindari sanksi saat ini,” ujar Anthony Ruggiero, pejabat senior di Foundation for Defense of Democracies.

“Sanksi tetap menjadi satu-satunya cara damai untuk melindungi AS dan sekutunya dari program senjata nuklir dan rudal Korea Utara,” katanya.

Kepada para awak media, Menteri Pertahanan AS James Mattis menjelaskan bahwa Trump dan Wakil Presiden Mike Pence telah bertemu dengannya dan penasihat keamanan nasional lainnya mengenai provokasi terbaru dari rezim Kim Jong Un ini.

Mattis menjanjikan respon militer besar-besaran yang efektif dan luar biasa jika AS atau sekutunya terancam.

“Kami memiliki banyak opsi militer. Kami telah menegaskan bahwa kami memiliki kemampuan untuk membela diri kami dan sekutu kami, Korea Selatan dan Jepang, dari serangan apapun,” kata Mattis di Gedung Putih, seperti dikutip dari Bloomberg (Senin,4/9/2017).

Sementara itu, Duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nikki Haley dalam Twitternya mengungkapkan bahwa AS, Jepang, Prancis, Inggris, dan Korea Selatan telah meminta digelarnya pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin.

Aksi Korea Utara ini dilancarkan di tengah akhir pekan Hari Buruh ketika pemerintahan Trump justru sedang fokus mengatasi Badai Harvey yang melanda Texas dan Louisiana pekan lalu.

Menurut badan cuaca Korea Selatan, energi dari ledakan yang ditimbulkan kira-kira enam kali lebih kuat dari uji coba nuklir Korut yang dilancarkan September tahun lalu.

“Ledakan yang besar, tingkatnya lebih besar dari ledakan lainnya oleh Korut yang pernah kami lihat,” ujar Jeffrey Lewis, Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies, California.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper