Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

POLISI BAIK: Brigadir Polisi Ini Punya Visi Cemerlang Tentang Peran Polisi di Tengah Masyarakat

Di tengah munculnya berita buruk soal polisi, termasuk soal dugaan pemerasan tersangka narkoba atau isu penganiayaan terhadap istri, di Nusa Tenggara Timur ada seorang anggota Polri berpangkat Brigadir yang tampil sebagai polisi baik.
Ilustrasi/JIBIPhoto
Ilustrasi/JIBIPhoto

Kabar24.com, ADONARA TIMUR - Di tengah munculnya berita buruk soal polisi, termasuk soal dugaan pemerasan tersangka narkoba atau isu penganiayaan terhadap istri, di Nusa Tenggara Timur ada seorang anggota Polri berpangkat Brigadir yang tampil sebagai polisi baik. 

Anggota Polri itu bernama Sukmawandi. Ia berpangkat Brigadir Polisi dan saat ini bertugas di Kepolisian Resor Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meski hanya berpangkat Brigadir, di usianya yang masih 30 tahun, Sukmawandi sudah memiliki visi besar tentang bagaimana seharusnya polisi berada di tengah masyarakat dan menjadi contoh bagi anggota kepolisian lain di NTT.

Lahir di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 31 Desember 1986, Brigpol Sukmawandi mempunyai keprihatinan terhadap kehidupan para petani di wilayah kerjanya. Ia memperhatikan masalah perekonomian dan masalah cara bercocok tanam yang salah di daerah itu.

Semenjak ditempatkan di Polsek Adonara Timur 2007, ia melihat 80% masyarakat di Adonara Timur bertani namun cara bertani yang buruk sehingga hasilnya tidak memuaskan.

Sukmawad ipun memilih bertani sebagai cara terbaik agar ia bisa berbaur dengan masyarakat dan membantu masyarakat untuk mendapatkan hasil tanam yang baik.

Tahun 2010 ia  menyewa lahan di desa Kiwangona, dan mulai mengarap lahan kosong di lokasi yang memiliki potensi air yang berlimpah.

Keahliaan bercocok tanam ia peroleh saat masih duduk di bangku SMA, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan tergabung dalam kelompok tani bersama masyarakat setempat.

"Pada awalnya masyarakat yang saya ajak tidak ingin dan tidak percaya. Saat saya mensosialisasikan manfaat bercocok tanam tomat dan hasil perkebunan lainnya mereka jutru menolaknya," tuturnya.

Keuletan dan semangat akhirnya mendapatkan hasil yang bagus selama tiga tahun berturut-turut.

Tomat, cabe, bawang yang ia panen pun akhirnya ia jual di pasar Inpres di Kota Waiwerang, dan dalam sebulan ia bisa meraup keuntungan mencapai puluhan juta rupiah di luar dari gaji yang ia peroleh dari posisinya sebagai Polisi di daerah itu.

Melihat hal tersebut warga di Desa Kiwangona, Riangbunga mulai tertarik dan mulai menanyakan cara bercocok tanam yang benar. Namun sebagian warga masih menolak, dan mengeluh takut kalau hasil tanam mereka akan dipatok oleh ayam yang dipelihara oleh warga setempat.

Mendengar keluhan itu, Kanit Bimas Polsek Adonara Timur ini justru menujukkan bagaimana caranya agar hasil tanamnya tidak dimakan oleh ayam yang berkeliaran bebas di daerah itu.

Sukmawadi pun membeli jaring untuk membuat pagar agar lahan tanamnya itu tidak dipatok ayam.

Tahun 2012 merupakan tahun dimana masyarakat di desa Kiwangona mulai mencontohi cara bercocok tanam cabe, bawang dan tomat yang baik dan benar yang berujung pada hampir setiap bulan para petani di desa itu bisa mendapatkan uang sebanyak Rp5 juta sebulan.

"Saya hanya punya waktu dua jam setiap harinya kalau membantu masyarakat di desa itu dan mengajarkan bagaimana bercocok tanam yang baik dan benar. Sisanya saya gunakan untuk bertugas di kantor," ujar suami dari Dian Pratiwi tersebut.

Perlahan-lahan mulai banyak warga di desa Kiwangona menggarap lahannya untuk bercocok tanam. Bahkan tidak hanya di desa Kiwangona saja.

Berita tentang Sukmawandi  tersebar sampai di desa-desa seperti Riangbunga dan Riangrindu yang merupakan kawasan sengketa, dan beberapa daerah lain di Ile Boleng.

Bentuk Kelompok Tani

Semakin banyak petani yang tertarik untuk mengolah lahan kosong mereka menjadi lahan yang berdaya guna demi peningkatan hidup. Sehingga pada tahun 2014, lulusan Sekolah kepolisan tahun 2004 itu langsung membentuk empat kelompok tani di wilayah Polsek Adonara Timur.

Bahkan ia juga membentuk kelompok tani di Desa Riangbunga yang merupakan lahan sengketa. Hal itu bisa meredam konflik antar lahan yang terjadi selama ini di desa itu.

"Ada delapan desa yang sudah mempunyai kelompok tani dan itu sudah saya resmikan. Di antaranya di Kelurahan Waiwerang Kota, Riangbunga, Kiwangona. Sementara itu untuk di Kecamatan Ile Boleng saya satukan di satu dusun, yakni di dusun Lewokeda," ujarnya.

Kebaikan dan keteguhan hati dari Brigpol Sukawandi tidak hanya sampai di situ saja.

Dari hasil penjualan sejumlah hasil kebunnya itu, hingga saat ini ia juga tengah membiayai hidup dari dua anak yang berstatus Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tinggal bersama dirinya di Polsek itu.

Salah satu dari anak tersebut adalah anak yatim, keduanya tidak dapat melanjutkan pendidikan karena ketiadaan biaya.

Brigpol Sukmawadi bercita-cita memperbanyak kelompok tani dan menjadikan lahan gersang Adonara Timur sebagai lahan pertanian yang menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat petani sehingga para petani tidak akan lagi mendatangkan tomat, bawang lan Lombok dari luar.

Kelompok tani yang dibentuk pun dijadikan Brigpol Sukma sebagai media komunikasi Polisi dengan masyarakat. Keberadaan kelompok tani dampingannya semakin memudahkan kepolisian menyosialisasikan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Ia yakin jika semua polisi memaksimalkan potensi dan keterampilannya, maka polisi selain tugas pokoknya menjaga keamanan, juga akan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Sejauh ini polisi hanya dikenal sebagai anggota yang mensosialisasikan soal hukum. Tetapi kalau kita punya keterampilan kenapa tidak kita gunakan sebagai media untuk dekat dengan masyarakat," ungkap ayah dari Alsya Altarina Nabila dan Dira Syapika Nazura.

Harus Kreatif

Apa yang dilakukan oleh Sukmawandi ini mendapatkan pujian dari Kapolda NTT Brigjen Pol E Widyo Sunaryo. Menurutnya apa yang dilakukan Sukmawandi merupakan sebuah solusi terbaik dalam mendekatkan polisi dengan masyarakat.

"Membantu peningkatan ekonomi masyarakat adalah salah satu tugas kepolisian. Bukan hanya bertugas menjaga keamanan saja. Tetapi harus juga membuktikan bahwa Polisi itu kreatif," ujarnya.

Sukmawandi, menurut Kapolda, merupakan contoh anggotanya yang kreatif dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja.

Anggota Kepolisian yang lain juga diminta untuk mengikuti jejak Sukmawandi sehingga kedepanya ada lagi Sukmawandi baru yang mampu meningkatkan kesejateraan masyarakat.

"Polisi harus kreatif, kalau bertugas di desa, manfaatkan lahan kosong untuk bercocok tanam. Jangan hanya berharap dari masyarakat saja," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper