Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pencari Suaka di Australia Bakar Diri. Pemerintah Negeri Kanguru Salahkan Pengacara

Pemerintah Australia, Selasa (3/5/2016) menyalahkan para pengacara pengungsi atas anjurannya kepada para pencari suaka yang tinggal di kamp-kamp daerah terpencil untuk melukai diri sendiri.
Pengunjuk rasa menuntut penutupan kamp pengungsi di Pulau Nauru/Reuters-David Gray
Pengunjuk rasa menuntut penutupan kamp pengungsi di Pulau Nauru/Reuters-David Gray

Kabar24.com, SYDNEY - Seorang perempuan muda pencari suaka melakukan aksi bakar diri di Australia.

Atas insiden tersebut, Pemerintah Australia, Selasa (3/5/2016) menyalahkan para pengacara pengungsi atas anjurannya kepada para pencari suaka yang tinggal di kamp-kamp daerah terpencil untuk melukai diri sendiri.

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa kembali mengeritik kebijakan keras imigrasi Australia.

Para petugas di Australia menyatakan bahwa kondisi perempuan berusia 21 tahun asal Somalia yang tidak diketahui identitasnya itu kritis setelah dia membakar diri di kamp penahanan di Pulau Nauru, pulau kecil di Pasifik Selatan, Minggu (1/5/2016). Peristiwa itu merupakan insiden kedua dalam sepekan.

Seorang pria Iran berusia 23 tahun juga membakar diri dan kemudian tewas pada pekan lalu sebagai protes atas perlakuan yang diterimanya di Nauru.

Perempuan Somalia tersebut telah dikirim ke Australia untuk perawatan, kata petugas.

Berdasarkan kebijakan keras imigrasi Australia, para pencari suaka dihadang saat berupaya mencapai Australia setelah membayar penyelundup manusia dan dikirim ke beberapa kamp di Nauru untuk diproses secara hukum --jumlahnya saat ini sekitar 500 orang, dan di Pulau Manus, Papua Nugini.

Para petugas kepada para pengungsi mengatakan tidak akan menempatkan mereka di Australia.

Pemerintah Papua Nugini memerintahkan kamp di Pulau Manus yang saat ini menjadi tempat penahanan 850 orang untuk ditutup pekan lalu setelah Mahkamah Agung setempat memutuskan bahwa fasilitasi penahanan itu ilegal.

Kekejaman dan laporan mengenai penyiksaan anak-anak secara sistematis di kamp-kamp tersebut memicu kritik luas, baik dari dalam maupun luar Australia, dan memusingkan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull selama masa kampanye untuk pemilihan umum pada bulan Juli mendatang.

Namun Pemerintah Australia berjanji tidak akan mengubah kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintahan sebelum-sebelumnya itu.

Menteri Imigrasi Peter Dutton, Selasa, mengakui terjadinya peningkatan kasus melukai diri sendiri di kamp-kamp tersebut, namun dia menuduh para pengacara pengungsi memberikan harapan palsu kepada pencari suaka bahwa pada suatu hari mereka akan menetap di Australia.

Dia mengatakan beberapa pengacara "mendorong sejumlah orang untuk melakukan cara-cara tertentu".

"Perilaku saat ini di Nauru bukan protes terhadap kondisi kehidupan mereka. Mereka tidak memprotes perawatan kesehatan, mereka tidak memprotes kekurangan dukungan finansial," kata Dutton dalam konferensi pers di Canberra.

Namun, Badan Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyatakan bahwa insiden di kamp-kamp tersebut -- tempat penahanan para pencari suaka yang melarikan diri dari aksi kekerasan di Timur Tengah, Afghanistan, dan Asia Selatan -- sebagai dampak dari kebijakan keras Australia kepada tahanan lepas pantai.

"Orang-orang tersebut telah melalui banyak hal, lari dari peperangan dan penindasan, beberapa sudah mengalami trauma," kata kantor UNHCR di Australia dalam pernyataannya.

"Konsensus di antara para ahli medis adalah kondisi penahanan dan proses yang dilakukan di lepas pantai telah merusak kesehatan fisik dan mental," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper