Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diskriminasi Ras Diduga Jadi Pemicu Penembakan Dua Jurnalis TV

Penembakan dua jurnalis TV di Virginia hingga tewas saat siaran langsung diduga dilakukan oleh mantan karyawan stasiun TV tersebut.
Vester Lee Flanagan atau Bryce Williams, pelaku penembakan dua jurnalis TV di Virginia, AS/Reuters
Vester Lee Flanagan atau Bryce Williams, pelaku penembakan dua jurnalis TV di Virginia, AS/Reuters

Bisnis.com, MONETA- Penembakan dua jurnalis TV di Virginia hingga tewas saat siaran langsung diduga dilakukan oleh mantan karyawan stasiun TV tersebut.

Vester Lee Flanagan atau yang juga dikenal sebagai Bryce Williams, 41, merupakan seorang mantan jurnalis di stasiun TV WDBJ7 di Virginia. Flanagan, yang merupakan seorang Afrika-Amerika, menyebut dirinya sendiri “orang yang mudah meledak” dan dia juga merasa marah dengan diskriminasi rasial di tempat kerja di AS.

Flanagan pada Rabu (26/8/2015) menembak dua orang jurnalis TV WDBJ7, yang merupakan mantan rekan kerjanya, saat mereka sedang melakukan wawancara langsung.

Reporter Alison Parker, 24, dan juru kamera Adam Ward, 27, meninggal di tempat. Sedangkan Vicki Gardner, Direktur Eksekutif Kamar Dagang Regional Smith Mountain Lake, yang tengah diwawancarai Parker mengalami luka-luka dan saat ini masih dirawat di rumah sakit.

Kamera Ward sempat menangkap gambar wajah Flanagan, dan itulah yang memudahkan polisi untuk melakukan pengejaran.

Dalam pengejaran polisi, Flanagan menembak dirinya sendiri dan mobilnya menabrak pembatas jalan. Dia kemudian meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, ujar polisi setempat, dilansir Reuters.

Sebelum bunuh diri, rupanya Flanagan sempat mengunggah video yang menunjukkan penembakan itu. Dia juga mengatakan kemarahannya pada WDBJ7 yang telah memecatnya dua tahun lalu.

Dua jam sebelum insiden penembakan, Flanagan mengirimkan 23 lembar surat melalui faksimili kepada ABC News yang mengatakan penyerangannya dipicu oleh penembakan massal di Gereja kulit hitam di Charleston, Carolina Selatan, pada 17 Juni lalu.

Selain itu, Flanagan juga mengaku dirinya pernah mengalami diskriminasi rasial, pelecehan seksual, dan bullying di tempat kerjanya. Dia mengatakan pernah diserang oleh pria kulit hitam dan wanita kulit putih, serta karena dia adalah pria kulit hitam homoseksual.

“Penembakan di gereja merupakan puncaknya... tapi kemarahan saya telah terbangun secara tetap. Saya telah menjadi manusia bubuk mesiu, hanya menunggu waktu untuk meledak!” tulis Flanagan dalam surat faksimili yang dikirimkannya.

Setelah penembakan, Flanagan juga sempat menelepon ABC News. Dia mengungkapkan telah menembak dua orang dan polisi sedang mengejarnya, namun kemudian telepon ditutup.

Pihak ABC News langsung memberitahu pihak kepolisian dan menyerahkan surat faksimili yang dikirimkan oleh Flanagan kepada mereka. (Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper