Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRESIDEN JOKOWI: Jangan Lupakan Rakyat Miskin

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tidak melupakan rakyat miskin yang selama ini selalu diberdayakan oleh pemerintah.
Presiden Joko Widodo (kanan) bersiap memukul beduk disaksikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj sebagai simbolis pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8). /Antara
Presiden Joko Widodo (kanan) bersiap memukul beduk disaksikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj sebagai simbolis pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tidak melupakan rakyat miskin yang selama ini selalu diberdayakan oleh pemerintah.

Presiden Jokowi mengatakan Bung Karno sempat berpesan agar tidak melupakan rakyat miskin dan buruh yang ada di sekitarnya. Pemerintah pun tidak akan membuat jarak dengan seluruh kelompok masyarakat yang ada di Indonesia.

 “Kita tidak boleh berjarak dengan rakyat dan menjadi steril dari rakyat. Sekali lagi, tidak berjarak, tidak boleh berjarak dengan rakyat,” katanya saat membuka Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia di Jakarta, Jumat (7/8).

Presiden Jokowi menuturkan, sejak awal Bung Karno menanamkan sikap untuk brjuang bersama rakyat menumbangkan sistem yang menindas, tidak berperikemanuasiaan dan perikeadilan.

Menurutnya, Indonesia juga harus mampu mandiri dengan mengandalkan potensi yang dimilikinya. Untuk itu, seluruh masyarakat harus ikut menjaga potensi kekayaan alam nasional yang selama ini dimanfaatkan untuk kepentingan sekelompok orang.

“Potensi kehilangan dari 7.000 kapal ilegal yang mencuri ikan mencapai Rp300 triliun per tahun. Jumlah itu belum ditambah dengan kerugian akibat pertambangan ilegal, dan pencurian kayu,” ujarnya.

Jokowi juga mengatakan seluruh masyarakat harus mampu memberikan rasa aman kepada seluruh elemen bangsa dari kekhawatiran perdagangan manusia. Apalagi, Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari beragam agama, dan suku bangsa.

Dia juga menyebutkan tantangan terbesar pemerintah saat ini adalah penyalahgunaan narkotika dan barang terlarang. Jumlah pengguna dan pecandu narkoba di dalam negeri sendiri terus meningkat setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper