Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Sumut Terus Melorot

Pertumbuhan ekonomi year on year Sumatra Utara pada kuartal III/2014 terus menunjukkan penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut melaporkan, pertumbuhan hanya mencapai 5,25%, lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal III/2013 5,95%.n
Bank Sumut salah satu penopang pertumbuhan ekonomi provinsi/JIBI
Bank Sumut salah satu penopang pertumbuhan ekonomi provinsi/JIBI

Bisnis.com, BANDA ACEH--Pertumbuhan ekonomi year on year Sumatra Utara pada kuartal III/2014 terus menunjukkan penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut melaporkan, pertumbuhan hanya mencapai 5,25%, lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal III/2013 5,95%.

Adapun, hingga akhir tahun ini Pemprov Sumut menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai kisaran 6%-7%.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumut Ateng Hartono menyebutkan pertumbuhan terutama ditopang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni 8,41%, diikuti sektor bangunan 7,71%, jasa 6,7%, serta listrik, gas dan air bersih 5,97%.

"Sektor pertambangan dan penggalian juga masih tumbuh di atas 4% yakni 5,11% dan 4,59%. Sementara itu, ada tiga sektor yang tumbuh di bawah 4% yakni pertanian, pengolahan, serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan," kata Ateng, dalam keterangan resmi, Rabu (5/11/2014).

Kendati begitu, lanjut Ateng, ketiga sektor dengan pertumbuhan terendah tersebut masih berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut. Sektor perhotelan perdagangan dan restoran masih menyumbang andil terbesar 1,61%, disusul pertanian 0,76%, dan industri pengolahan 0,73%.

PDRB Sumut berdasarkan dasar harga konstan 2000 pada kuartal III/2014 mencapai Rp38,06 triliun. Sektor pertanian memiliki sumbangan PDRB Rp8,38 triliun, industri pengolahan Rp7,54 triliun, dan perdagangan, hotel, serta restoran Rp7,48 triliun.

"Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada konsumsi rumah tangga 6,65%, lalu konsumsi lembaga nirlaba 5,15%, pembentukan modal tetap bruto 4,46%, konsumsi pemerintah 4,07%, dan ekspor bersih barang dan jasa 0,31%. Ekspor melambat," tambah Ateng.

Adapun, perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut sebelumnya telah diperkirakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumut-Aceh. Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut-Aceh Difi A. Johansyah dalam kajian ekonomi regional menyebutkan, perlambatan terjadi akibat penurunan konsumsi yang akan terus berlanjut hingga akhir tahun, khususnya konsumsi rumah tangga.

Selain itu, fluktuasi harga komoditas utama Sumut yakni CPO dan karet masih menahan konsumsi swasta. Kendati begitu, konsumsi pemerintah justru meningkat.

Berdasarkan sektor ekonomi, sesuai proyeksi BI Sumut-Aceh, perdagangan, hotel, dan restoran masih menjadi penopang pertumbuhan, sementara industri pengolahan dan pertanian justru melambat.

Hingga akhir tahun ini, BI Sumut-Aceh memprediksikan pertumbuhan ekonomi Sumut tak akan mencapai target Pemprovsu. Difi memproyeksikan pertumbuhan hanya akan berkisar pada 5,3%-5,7%, melambat dari realisasi pertumbuhan tahun lalu 6,01%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper