Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Brunei Darussalam, negara kecil pengekspor minyak di Asia Tenggara, diproyeksikan bertumbuh 1,8% pada tahun ini, dan sebesar 2% pada 2014, seiring dengan prospek harga minyak dunia yang mendorong surplus perdagangan negara ini.
Demikian proyeksi Asian Developmen Bank dalam dokumen Asian Development Outlook 2013, dala situs resminya.
Proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto Brunei didasarkan pada asumsi pemulihan moderat pada fasilitas produksi hidrokarbon dan pertumbuhan yang berkelanjutan di seluruh sektor ekonominya.
Sejak beberapa tahun terakhir, Brunei memang berupaya memperpanjang umur produktif hidrokarbon, sampai sektor lain dapat memainkan peran yang lebih besar dalam perekonomian. Perluasan basis ekonomi adalah target pembangunan jangka panjang yang menguntungkan.
Pemerintah telah mengidentifikasi beberapa industri untuk pengembangan, seperti petrokimia terutama hilir, pariwisata, bisnis syariah termasuk produk halal dan jasa keuangan, dan layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Proyek infrastruktur dibangun untuk mendukung upaya itu, seperti pelabuhan Pulau Muara Besar, dan kawasan industri yang didukung oleh jembatan dan jalan ke pelabuhan, perluasan bandara internasional, upgrade jaringan listrik, jaringan broadband berkecepatan tinggi ke rumah tangga, hingga situs riset dan pengembangan produk pertanian.
Sebelumnya, sebuah perusahaan patungan dengan asing telah mengembangkan pusat pelatihan pilot helikopter dan pesawat dengan ambisi untuk menjadi fasilitas pelatihan regional.
Ekspor
Brunei adalah negara dengan pasar yang relatif kecil dengan penduduk hanya 400.000 orang, sehingga pemerintah mengejar proyek berorientasi ekspor.
Setelah perusahaan asing menyelesaikan pabrik US$ 450 juta untuk memproduksi dan mengekspor metanol pada 2010, Brunei telah menyetujui rencana proyek petrokimia US$ 2,8 miliar, dan kilang minyak dan aromatik cracker US$2,5 miliar, keduanya merupakan usulan dari perusahaan asing.
Proyek-proyek tersebut saat ini tengah dalam proses desain dan fase rekayasa. Institusi domestik akan digandeng untuk mendorong diversifikasi ekonomi.
Tahun lalu pemerintah membentuk perusahaan induk investasi—Darussalam Aset—untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan milik pemerintah dan mengambil peran strategis dalam upaya diversifikasi.
Sementara itu, otoritas moneter mulai mempersiapkan pendirian pembayaran nasional dan sistem penyelesaian, sebagian untuk mengembangkan industri keuangan syariah dan mempromosikan negara ini sebagai pusat keuangan Islam.
Harga minyak dunia yang cerah diproyeksikan menopang peningkatan penerimaan ekspor. Ekspor barang diproyeksikan naik tipis pada 2013-2014, sementara itu impor kemungkinan tetap bertumbuh kuat.
Namun, surplus neraca transaksi berjalan akan tetap besar mengingat basis ekspor relatif besar dan pendapatan dari investasi di luar negeri negara itu.
Inflasi diproyeksikan 1% selama periode proyeksi. Harga pangan global yang terkendali, subsidi domestik, dan kontrol harga akan menekan inflasi yang dapat muncul dari ekspansi permintaan domestik.
Brunei juga terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, di antaranya melalui peningkatan daya saing investasi