Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Bakal Deportasi Massal Imigran di Hari Pertama Menjabat

Presiden terpilih AS Donald Trump berjanji akan memberlakukan kebijakan pembatasan imigrasi yang ketat pada hari pertama setelah resmi menjadi Presiden AS.
Presiden terpilih AS Donald Trump berpidato dalam acara malam pelantikan di Capital One Arena, Washington, DC, AS, pada hari Minggu, 19 Januari 2025. /Bloomberg-Al Drago
Presiden terpilih AS Donald Trump berpidato dalam acara malam pelantikan di Capital One Arena, Washington, DC, AS, pada hari Minggu, 19 Januari 2025. /Bloomberg-Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan memberlakukan kebijakan pembatasan imigrasi yang ketat pada hari pertama setelah ia resmi menjabat pada Senin (20/1/2025).

Janji ini diungkapkan dalam pidatonya di hadapan ribuan pendukung pada acara malam pelantikan “Make America Great Again Victory Rally” di arena Capital One, Minggu (19/1/2025) waktu setempat.

"Esok hari, saat matahari terbenam, invasi ke negara ini akan berakhir," ujar Trump seperti dikutip Reuters, Senin (20/1).

Trump kembali menggaungkan rencana deportasi besar-besaran yang pernah ia sampaikan dalam kampanye, sebuah operasi yang diklaim akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS.

Namun, para ahli memperkirakan upaya sebesar itu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya yang sangat besar.

Pidato ini penuh dengan janji besar dan retorika khas Trump, mencerminkan gaya kampanye yang telah menjadi ciri khasnya sejak pertama kali mencalonkan diri pada 2016.

“Kemenangan politik yang kita raih 75 hari lalu adalah yang paling epik dalam sejarah Amerika. Mulai besok, saya akan bergerak dengan kekuatan penuh untuk menyelesaikan setiap krisis yang dihadapi negara kita,” tegasnya.

Pidato Trump, bersamaan dengan rencana pelantikannya pada Senin, dipandang sebagai indikasi nada kepemimpinan yang akan ia adopsi dalam masa jabatan keduanya.

Kebijakan keamanan perbatasan diprediksi akan menjadi prioritas, termasuk kemungkinan menetapkan kartel narkoba sebagai organisasi teroris asing dan menghidupkan kembali kebijakan "Remain in Mexico."

Trump juga berjanji untuk menghapus ideologi radikal woke dari militer dan memulai pembangunan sistem pertahanan rudal nasional, meskipun ia belum menjelaskan bagaimana hal tersebut akan diwujudkan.

Janji lainnya termasuk membongkar sistem klasifikasi dokumen pemerintah, yang diduga terkait kasus hukum yang melibatkan dokumen rahasia yang pernah dipegangnya. Namun, kasus tersebut telah dihentikan oleh Departemen Kehakiman setelah kemenangannya dalam pemilu November lalu.

Antusiasme Pendukung

Para pendukung Trump berkumpul di bawah hujan deras dan suhu dingin di Washington, beberapa di antaranya telah menunggu sejak dini hari untuk menghadiri acara pelantikan.

"Saya rela menunggu di suhu sedingin ini. Ini adalah momen sekali seumur hidup," kata Val Tordjman (58 tahun) yang datang dari Denver.

Sementara itu, langkah pengamanan telah diperketat di sekitar Gedung Putih dan Capitol, dengan pagar baja dan pengawasan polisi di berbagai sudut kota.

Selain itu, CEO TikTok Shou Zi Chew yang sebelumnya mengumumkan pemulihan layanan TikTok di AS berkat Trump, dijadwalkan hadir dalam pelantikan bersama Elon Musk dan sejumlah eksekutif teknologi lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper