Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berkomitmen untuk melanjutkan jabatannya sebagai pemimpin negara dan berjanji untuk bertanggung jawab memulihkan stabilitas politik setelah hilangnya mayoritas koalisi yang berkuasa dalam pemilihan majelis rendah untuk pertama kalinya sejak 2009.
“Tentang bagaimana mengambil tanggung jawab atas hasil ini, kita harus dengan rendah hati mendengarkan suara-suara kritik. Saya ingin mengambil tanggung jawab dengan melindungi kehidupan sehari-hari masyarakat, dan melindungi Jepang," kata Ishiba pada konferensi pers di Tokyo, Jepang dikutip dari Bloomberg pada Senin (28/10/2024).
Komentar Ishiba menunjukkan niatnya untuk terus menjabat sebagai perdana menteri dan terus membentuk pemerintahan meskipun kinerja koalisinya buruk.
Ishiba, yang juga merupakan ketua umum Partai Liberal Demokrat atau LDP, mengatakan dia tidak mempertimbangkan untuk memperluas koalisi yang berkuasa. Namun, dia menyampaikan telah menandatangani perjanjian kebijakan dengan mitranya, Komeito, setelah hasil tersebut.
Keputusannya untuk terus menjabat sebagai perdana menteri muncul setelah pertaruhannya untuk tetap melaksanakan pemilu dini menjadi bumerang. Meski LDP masih meraih suara terbanyak dalam pemilu, mereka kehilangan 56 kursi, sehingga koalisi yang berkuasa kekurangan 18 kursi untuk memperoleh mayoritas 233 kursi.
Ishiba mengatakan dia akan menganalisis alasan di balik hilangnya mayoritas dalam pemilu, sambil mengakui bahwa para pemilih sangat tidak puas dengan cara partainya menangani skandal dana gelap.
Baca Juga
“Saya percaya alasan utama dari hasil ini adalah karena keraguan, kecurigaan, dan kemarahan mengenai politik dan uang belum hilang,” katanya.
Selain itu, Ishiba juga berjanji untuk mengadakan pembicaraan mengenai reformasi politik dengan partai-partai lain.
Adapun, hasil ini memicu kemunculan spekulasi bahwa LDP akan berusaha bermitra dengan Partai Demokrat untuk Rakyat atau DPP, yang memperoleh 28 kursi, atau Partai Inovasi Jepang, yang memenangkan 38 kursi.
Para pemimpin kedua partai telah menolak gagasan untuk bergabung dengan koalisi yang berkuasa, namun ketua DPP Yuichiro Tamaki telah menunjukkan kesediaan untuk bekerja sama dengan LDP dalam isu-isu tertentu.
“Ada partai-partai yang telah meningkatkan kursi parlemennya secara signifikan. Kita harus melihat argumen seperti apa yang dilontarkan partai-partai ini selama pemilu dan apa yang diterima masyarakat,” kata Ishiba.
Ishiba juga mengatakan pemerintahannya perlu menerapkan paket ekonomi yang berarti dan menyiapkan anggaran tambahan, serta memasukkan langkah-langkah dari pihak lain jika hal tersebut disukai masyarakat.
Anggaran tersebut akan mencakup tindakan untuk mengatasi kenaikan harga energi dan pangan, serta dukungan bagi perusahaan kecil dan menengah untuk menaikkan gaji dan mengadopsi teknologi yang menghemat tenaga kerja, katanya.
Ishiba sebelumnya mengindikasikan bahwa dia mencari langkah-langkah yang melebihi paket tahun lalu, yang didanai oleh anggaran tambahan sebesar ¥13 triliun atau US$84,7 miliar.
Setelah pemilu pada hari Minggu, ketua kampanye Shinjiro Koizumi mengundurkan diri dari jabatannya untuk bertanggung jawab atas hasil pemilu, dan dua menteri kabinet lainnya kehilangan kursi mereka. Ishiba mengatakan dia perlu menunjuk pengganti mereka sesegera mungkin, dan menekankan bahwa penundaan sesaat pun dalam politik dalam negeri tidak dapat ditoleransi.
Kedua majelis parlemen akan bersidang dalam waktu 30 hari setelah pemilihan umum untuk memilih perdana menteri. Jika tidak ada yang mendapat suara mayoritas, pemilihan putaran kedua akan diadakan antara dua kandidat teratas, dan pemenangnya akan mengambil posisi teratas.
Majelis tinggi parlemen, yang saat ini dikendalikan oleh koalisi pimpinan LDP, secara terpisah memilih seorang perdana menteri, namun keputusan majelis rendah akan diutamakan jika kedua badan tersebut memilih orang yang berbeda.
Pemenang terbesar dalam pemilu ini adalah Partai Demokrat Konstitusional atau CDP. Partai oposisi terbesar di Jepang itu meningkatkan jumlah kursinya dari 98 sebelum pemungutan suara menjadi 148. Pemimpin CDP Yoshihiko Noda mengatakan dia akan berusaha mengambil alih pemerintahan jika koalisi kehilangan mayoritasnya.