Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xanana Gusmao Kritik Negara Maju, Tuntut Dukungan Pembangunan

Sebagian besar negara berkembang di belahan bumi selatan masih belum memiliki jalur yang jelas untuk mencapai kesuksesan ekonomi serupa.
Tangkapan layar YouTube Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyentuh kepala Presiden Joko Widodo dalam penyambutan Welcoming Dinner Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 dan High-Level Forum on Multi-Stakeholders Partnership (HLF-MSP) di Bali, Minggu (1/9/2024)/Tangkapan Layar YouTube Kemenkominfo
Tangkapan layar YouTube Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyentuh kepala Presiden Joko Widodo dalam penyambutan Welcoming Dinner Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 dan High-Level Forum on Multi-Stakeholders Partnership (HLF-MSP) di Bali, Minggu (1/9/2024)/Tangkapan Layar YouTube Kemenkominfo

Bisnis.com, NUSA DUA -- Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyebut negara-negara maju di belahan bumi utara telah gagal memberikan dukungan yang memadai kepada negara-negara berkembang di belahan bumi selatan dalam upaya mengembangkan perekonomian mereka.

Gusmao menyebut bahwa beberapa negara seperti Indonesia, China, dan India berhasil meningkatkan perekonomiannya setelah era kolonialisasi. Namun, ia menekankan bahwa sebagian besar negara berkembang di belahan bumi selatan masih belum memiliki jalur yang jelas untuk mencapai kesuksesan ekonomi serupa.

Dalam pernyataannya di acara High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 yang digelar di Bali pada Senin (2/9/2024), Gusmao menegaskan bahwa negara-negara maju tidak hanya gagal mendukung negara-negara berkembang dalam meningkatkan perekonomian, tetapi juga dalam menghadapi krisis iklim dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Menurutnya, negara-negara di belahan bumi selatan terus dieksploitasi oleh negara-negara maju melalui sistem ekonomi global yang tidak adil. "Terlalu sering, perjanjian kerja sama pembangunan multilateral dibuat dalam kondisi yang memungkinkan negara-negara maju untuk terus mengendalikan negara-negara berkembang," ujar Gusmao.

Ia juga menyoroti bahwa syarat-syarat dalam perjanjian multilateral tersebut sering kali melanggar kedaulatan nasional dan menghambat kemampuan negara berkembang untuk melaksanakan rencana pembangunan mereka. Selain itu, Gusmao mengkritik pencurian dan eksploitasi sumber daya alam di negara-negara selatan oleh negara-negara utara, serta fragmentasi global yang semakin memperburuk situasi ekonomi negara-negara berkembang.

Gusmao juga menyinggung ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin melebar di tingkat global, di mana 10 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 3,1 miliar orang miskin di dunia. "Kita melihat konsentrasi kekayaan berada di tangan orang-orang kaya dunia, sementara ratusan juta orang dibiarkan menderita kelaparan ekstrem," tegasnya.

Gusmao berharap HLF MSP 2024 dapat menjadi platform yang membuka potensi negara-negara di belahan bumi selatan. Ia menekankan pentingnya memperkuat kemitraan antara negara-negara berkembang untuk mengatasi tantangan global melalui percepatan pendanaan, transfer teknologi, dan pengembangan kapasitas yang dibutuhkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper