Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Mohammed Mustafa menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan menyerah dan meninggalkan negaranya seperti tragedi Nakba 1948.
Hal itu menjadi salah satu seruan yang disuarakan Kabinet Palestina untuk memperingati 76 tahun pengungsian massal warga Palestina yang dikenal sebagai “Nakba” atau bencana.
Dalam peringatan tragedi Nakba ke-76, Rabu (15/5/2025), Kabinet Palestina juga menekankan bahwa tidak ada undang-undang yang akan membatasi hak-hak rakyat Palestina.
Di samping itu, Kabinet Palestina menekankan bahwa upaya pendudukan untuk menggusur warga Palestina oleh Israel di Jalur Gaza dan serangan-serangannya di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, tidak akan membuat rakyatnya bertekuk lutut.
Kabinet itu juga menegaskan bahwa kepemimpinan dan rakyat Palestina akan tetap teguh dalam menghadapi tantangan Israel, seperti yang terjadi selama beberapa dekade terakhir.
Mereka juga memperbarui seruannya kepada rakyat Palestina di semua institusi dan badan-badannya untuk menjamin partisipasi luas dalam acara untuk memperingati tragedi Nakba.
Baca Juga
PM Mohammed Mustafa memberi pengarahan dengan berbicara kepada anggota dewan saat rapat kabinet yang diadakan di Ramallah, mengenai upaya yang dilakukan untuk menekan Israel agar mengeluarkan dana izin yang ditahan.
Pihaknya menyerukan untuk menekan Israel menghentikan kebijakan pemerasan keuangan. Kabinet Palestina menegaskan bahwa hak keuangan pegawai pemerintah dilindungi.
Lebih lanjut, Mustafa juga menekankan permintaannya kepada berbagai perusahaan, lembaga, dan penyedia layanan nasional untuk mempertimbangkan situasi keuangan warga negara, dan menggarisbawahi pentingnya bekerja sama untuk menghadapinya.
Seperti diketahui, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2022 lalu untuk pertama kalinya meminta agar Nakba diperingati setiap tanggal 15 Mei.