Bisnis.com, JAKARTA – Serangan Israel meningkat di seluruh Gaza pada Selasa (23/4/2024). Tentara Israel memerintahkan evakuasi baru di bagian utara Gaza dan memperingatkan warga sipil bahwa mereka berada di zona tempur yang berbahaya.
Melansir Reuters, serangan dari udara dan penembakan dari tank-tank di darat juga dilaporkan terjadi di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza, yang menurut warga pada Selasa malam merupakan pemboman tanpa henti selama hampir 24 jam.
Dalam sebuah posting di platform media sosial X, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mendesak penduduk di empat zona di Beit Lahiya di tepi utara Gaza untuk pindah ke dua daerah yang telah ditentukan.
”Militer akan bekerja dengan kekuatan yang ekstrim terhadap infrastruktur teroris dan elemen-elemen subversif,” ungkap Adraee.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa, militer Israel mengatakan bahwa mereka menaati hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil.
Penembakan dan pengeboman baru di Gaza utara terjadi hampir empat bulan setelah militer Israel mengumumkan bahwa mereka menarik mundur pasukannya di sana, dengan mengatakan bahwa Hamas tidak lagi menguasai wilayah-wilayah tersebut.
Baca Juga
Bulan ini, Israel juga menarik mundur sebagian besar pasukannya di Gaza selatan. Namun upaya untuk mencapai gencatan senjata telah gagal, dan pengeboman dan serangan Israel di wilayah di mana pasukannya telah ditarik mundur menyulitkan warga Gaza yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang ditinggalkan.
Pengeboman pada hari Selasa terjadi setelah peringatan roket yang masuk terdengar di dua kota perbatasan Israel selatan, meskipun tidak ada korban yang dilaporkan.
Sayap bersenjata Jihad Islam, sebuah kelompok yang bersekutu dengan Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Sderot dan Nir Am, yang mengindikasikan bahwa para pejuang masih dapat meluncurkan roket hampir 200 hari setelah perang, yang telah meratakan sebagian besar wilayah kantong tersebut dan membuat hampir semua penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi.
Hamas mengatakan bahwa Israel hanya mendapatkan penghinaan dan kekalahan dengan serangannya.
Berbicara dalam sebuah video yang ditayangkan oleh televisi Al Jazeera, juru bicara sayap bersenjata Hamas Abu Ubaida menyerukan eskalasi konflik di semua lini dan memuji Iran atas serangan langsung pertamanya terhadap Israel pada awal bulan ini.
Ia juga mengatakan bahwa Hamas tetap berpegang teguh pada tuntutannya dalam pembicaraan gencatan senjata agar Israel secara permanen mengakhiri perangnya, menarik semua pasukannya dari Gaza dan mengizinkan para pengungsi untuk kembali ke wilayah utara.
Israel menolak gencatan senjata permanen, dengan mengatakan bahwa hal itu hanya akan memberikan kesempatan bagi Hamas untuk berkumpul kembali.