Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Itu Cloud Seeding, Metode Modifikasi Cuaca yang Dituding Jadi Penyebab Banjir Dubai

Mengenal cloud seeding yang disebut menjadi penyebab hujan deras yang mengakibatkan banjir di Dubai.
Metode cloud seeding disebut menjadi penyebab banjir Dubai pada Selasa (16/4/2024)./Reuters
Metode cloud seeding disebut menjadi penyebab banjir Dubai pada Selasa (16/4/2024)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Banjir besar melanda Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (16/4/2024).

Dubai diguyur hujan ringan dengan curah hujan sekitar 20 milimeter pada Senin (15/4/2024).

Curah hujan melonjak mencapai 250 milimeter pada Selasa (16/4/2024), demikian laporan The National Center of Meteorology (NCM).

Derasnya hujan yang mengguyur Dubai itu melewati rata-rata curah hujan tahunan di wilayah tersebut yang hanya sekitar 140-200 milimeter.

Itu adalah curah hujan terbesar dalam 75 tahun terakhir dan mengakibatkan banjir yang besar di Dubai.

Akibat banjir tersebut, Bandara Dubai yang merupakan bandara tersibuk di dunia harus menghentikan operasi selama 25 menit dan membatalkan lebih dari 50 penerbangan.

Banjir juga menggenangi jalan dan membuat banyak mobil yang ditinggalkan pemiliknya untuk mengungsi.

Ahli meteorologi Ahmed Habib mengungkapkan bahwa hujan deras yang menyebabkan banjir di Dubai disebabkan karena cloud seeding.

Dilansir dari Bloomberg, Habib menyebut ada 6 pilot yang diterbangkan untuk menyemai awan dan menurunkan hujan.

Meski begitu, Wakil Direktur Jenderal NCM Omar AlYazeedi membantah bahwa ada campur tangan cloud seeding dalam banjir Dubai.

Omar menambahkan bahwa organisasinya tak melakukan cloud seeding selama hujan deras dan badai melanda UEA.

"Salah satu prinsip dasar penyemaian awan adalah harus menargetkan awan pada tahap awal sebelum hujan turun. Apabila terjadi situasi badai petir yang parah, maka sudah terlambat untuk melakukan operasi cloud seeding," ujar Omar AlYazeedi.

NCM mengatakan pihaknya telah melacak curah hujan lebat yang datang tetapi tidak menargetkan awan apapun selama periode tersebut. Mereka menghubungkan badai tersebut dengan curah hujan alami.

"Kami sangat memperhatikan keselamatan personel, pilot, dan pesawat kami. NCM tidak melakukan operasi penyemaian awan selama peristiwa cuaca ekstrem," ucapnya.

Lalu, apa itu cloud seeding?

Apa Itu Cloud Seeding?

Cloud seeding alias penyemaian awan adalah teknologi modifikasi cuaca yang dikembangkan oleh UEA.

Sebagai negara gurun dengan iklim panas, pemerintah UEA mengembangkan teknologi cloud seeding untuk menurunkan hujan.

Eksperimen mengenai modifikasi awan untuk menurunkan hujan ini pertama dicetuskan pada tahun 1940-an.

Cloud seeding pertama kali diterapkan di UEA pada akhir 1990-an, dan membuat mereka menjadi negara Timur Tengah pertama yang menggunakan metode ini.

Pemerintah UEA mengembangkan program penelitian yang disebut UAE Research Program for Rain Enhancement Science (UAEREP) pada tahun 2015.

Hal ini memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk mengajukan solusi potensial mereka dan melakukan penelitian untuk meningkatkan akurasi teknologi penyemaian awan.

Dilansir dari BBC, cloud seeding merupakan teknologi penyemaian awan dengan memanipulasi awan yang ada untuk membantu menghasilkan lebih banyak hujan.

Sebelum melakukan cloud seeding, NCM akan memeriksa ramalan cuaca untuk mengamati pola curah hujan di awan.
NCM selanjutnya juga akan mengidentifikasi awan yang cocok untuk dilakukan penyemaian.

Setelah itu, lembaga tersebut akan menginstruksikan pilot untuk menerbangkan pesawat khusus yang dilengkapi dengan suar higroskopis di bagian sayap pesawat.

Setiap suar akan mengandung sekitar satu kilogram komponen mineral garam. Komponen tersebut membutuhkan waktu 3 menit untuk terbakar.

Usai terbakar, pesawat akan menjatuhkan komponen mineral garam tersebut ke awan yang dituju.

Kemudian uap air akan bertambah dan lebih mudah mengembun sehingga dapat berubah menjadi hujan.

Metode cloud seeding umumnya dilakukan saat kondisi angin, kelembaban, dan debu tidak cukup untuk membuat hujan turun.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper