Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Muslim Amerika yang Fokus Pada Gaza di Bulan Ramadan, Tak Seperti Biasa

Acara makan yang dihelat sederhana didahului dengan salat berjamaah di trotoar yang basah dan banyaknya Muslim Amerika yang memprioritaskan aktivisme Gaza.
Warga mengendarai sepeda melintasi banjir di jalanan California, Amerika Serikat pada Minggu (4/2/2024). - Bloomberg/Eric Thayer
Warga mengendarai sepeda melintasi banjir di jalanan California, Amerika Serikat pada Minggu (4/2/2024). - Bloomberg/Eric Thayer

Bisnis.com, JAKARTA - Banyak Musim Amerika Serikat (AS) telah memprioritaskan aktivisme Gaza selama bulan suci ini, yang biasanya merupakan sebuah momen yang penuh dengan kegembiraan dan refleksi. 

Hal ini tergambarkan ketika puluhan orang berkumpul pekan lalu, melakukan protes terhadap dukungan Presiden AS pada perang Israel di Gaza dan terhadap jamuan buka puasa yang diadakan Gedung Putih untuk pegawai pemerintah. 

Para demonstran juga berbuka puasa di luar walaupun cuaca “suram” pada saat itu. Mereka berbuka puasa dengan kurma, roti lapis (sandwich) shawarma dan sebotol air. 

Adapun, acara makan yang dihelat sederhana didahului dengan salat berjamaah di trotoar yang basah, menggarisbawahi dorongan banyaknya Muslim Amerika yang memprioritaskan aktivisme Gaza. 

“Setidaknya ini adalah hal yang dapat kami lakukan untuk masyarakat Gaza pada saat sebagian dari mereka tidak dapat berbuka puasa; beberapa dari orang-orang ini kelaparan,” jelas direktur pengembangan organisasi nirlaba Muslim Amerika untuk Palestina, Habehh, mengutip dari Al Jazeera, Rabu (10/4/2024). 

Selain itu, di Washington DC dan di seluruh AS, perjuangan Palestina telah menjadi pusat perhatian selama bulan Ramadan di tengah perang di Gaza. 

Para komunitas Muslim Amerika juga menolak politisi yang tidak menyerukan gencatan senjata, mengadakan penggalangan dana untuk Gaza dan mengorganisir protes yang menuntut diakhirinya perang. 

“Tema di negara ini bagi Muslim Amerika adalah Gaza,” jelas Habehh.

Kemudian, di tenggara Michigan, yakni rumah bagi salah satu komunitas Arab dan Muslim yang paling menonjol di Negeri Paman Sam telah membatalkan Festival Sahur yang terkenal di kota tersebut. 

Alasannya, para penyelenggara berpendapat bahwa acara yang menggembirakan ini tidak dapat dibenarkan di tengah banyaknya pembunuhan dan penderitaan di Gaza.

“Melihat anak-anak di Palestina kelaparan, seperti yang dialami orang-orang di Lebanon selatan, sulit bagi kami untuk duduk dan makan seperti yang biasa kami lakukan di bulan Ramadan,” jelas pendiri organisasi amal Amity Foundation, Amad Elzayat.

Di lain sisi, Elzayat mengatakan bahawa para bisnis dan individu Arab dan Muslim telah meningkatkan sumbangan amal mereka dengan fokus pada Gaza tahun ini. Ini menjadi tahun pertamanya menyaksikan komunitas benar-benar bersatu untuk satu tujuan. 

Imam Mohammad Ali Elahi, yang memimpin Rumah Kebijaksanaan Islam, sebuah masjid di Dearborn Heights, pinggiran Detroit, juga mengatakan Gaza telah menjadi prioritas utama dalam khotbah keagamaan dan program Ramadan selama sebulan terakhir.

Elahi mengatakan para pejabat AS harus menekan Israel untuk mengakhiri serangan mengerikan mereka di Gaza, daripada menggunakan bulan Ramadan untuk memberikan tawaran kepada Muslim Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper