Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur wilayah Samara, Rusia, Dmitry Azarov mengatakan terjadi kebakaran di kilang minyak Kuibyshev yang berlokasi di wilayah Samara yang diakibatkan oleh serangan drone.
“Ada serangan drone terhadap kilang minyak di wilayah tersebut. Di kilang Kuibyshev terjadi kebakaran di kolom penyulingan minyak utama,” ujar Azarov, menurut layanan berita Interfax, dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (23/3/2024).
Azarov menyampaikan serangan drone yang lainnya juga menargetkan kilang minyak Novokuibyshevsk pada malam hari. Namun, serangan tersebut berhasil dipatahkan dan tidak ada kerusakan apa pun.
Azarov menyampaikan kebakaran yang terjadi di kilang Kuibyshev, memiliki kapasitas 7 ton minyak mentah per tahun, berhasil dipadamkan.
Serangan pesawat tak berawak tersebut terjadi sehari seusai pejabat senior Ukraina membela serangan Kyiv terhadap infrastruktur minyak yang berlokasi di wilayah Rusia, menyusul sebuah laporan dari pejabat Amerika Serikat (AS) yang telah memperingatkan untuk tidak melakukan operasi tersebut.
Kilang Kuibyshev dan Novokuibyshevsk merupakan bagian dari kilang minyak Rosneft PJSC yang berada di wilayah Samara Rusia, termasuk kilang minyak Syzran.
Baca Juga
Dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (23/3/2024), tadi malam serangan drone juga menghantam Pabrik Elektrometalurgi Oskol Metalloinvest yang berlokasi di Belgorod, Rusia.
Menurut RIA Novosti, merupakan layanan berita yang dikelola oleh pemerintah Rusia, tidak ada korban jiwa dan kerusakan atas serangan drone tersebut.
Sementara itu, dikutip dari Reuters pada Sabtu (23/3/2024), Ukraina telah melakukan serangan serupa dengan menargetkan kilang minyak Syzran yang berlokasi di Samara, Rusia pada 16 Maret 2024 sehingga menyebabkan kebakaran.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak merespons mengenai pemberitaan tersebut, melainkan berterima kasih kepada pasukan bersenjata, dinas keamanan, dan direktorat intelijen utama Ukraina karena kemampuan serangan tersebut.
"Atas kemampuan jangka panjang Ukraina yang baru," ujar Zelensky, dikutip dari Reuters. (Ahmadi Yahya)