Bisnis.com, JAKARTA - Tahukah Anda bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak dipimpin oleh seorang Gubernur seperti provinsi-provinsi di Indonesia lainnya?
Sebagaimana diketahui, Jakarta kehilangan status sebagai ibu kota negara Republik Indonesia sejak 15 Februari 2024 lalu.
Hal itu merupakan implikasi dari pelaksanaan Undang-undang (UU) No.3/2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN).
Beleid soal IKN mengatur bahwa setelah dua tahun setelah pengesahan, UU No. 29/2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tidak berlaku lagi.
“Paling lama 2 [dua] tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia diubah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini,” demikian bunyi Pasal 41 ayat (2) UU IKN, dikutip Bisnis pada Rabu (6/3/2024).
Baca Juga
Itu artinya saat ini, sudah sah untuk menyebut bahkan ibu kota Indonesia adalah IKN (Ibu Kota Nusantara).
Tidak seperti Jakarta dan provinsi-provinsi lain di Indonesia, IKN tidak dipimpin oleh seorang Gubernur.
Hal tersebut tertuang dalam RUU tersebut berisi 34 pasal dan 9 bab yang mengatur tentang cakupan wilayah, susunan pemerintahan IKN, anggaran, dan pengaturan peralihan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Salah satu yang cukup berbeda pada RUU IKN baru adalah bentuk, susunan, dan urusan pemerintahan daerah di IKN baru yang nantinya tidak akan diselenggarakan oleh pemerintah provinsi/daerah, melainkan oleh Otorita IKN.
Hal tersebut diatur pada pasal 8 hingga 13 bab III RUU IKN. Contohnya pada pasal 8, dijelaskan bahwa pemerintahan khusus IKN akan diselenggarakan oleh Otorita IKN.
Selanjutnya pada pasal 9, pemerintahan khusus tersebut dipimpin oleh Kepala Otorita IKN dan dibantu oleh Wakil Kepala Otorita IKN.
Kepala Otorita yang menjabat selama lima tahun dan dipilih langsung oleh Presiden. Adapun kepala otorita akan setara dengan Menteri dan bertanggung jawab langsung ke Presiden
Memang masih ada perbedatan tentang hal ini, namun untuk sementara IKN belum dipimpin oleh seorang Gubernur.
Siapa Kepala Otorita IKN saat ini?
Saat ini, Bambang Susantono menjabat sebagai Kepala Otorita IKN. Bambang Susantono bukan nama baru di pemerintahan RI.
Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai pelaksana tugas Menteri Perhubungan sebelum akhirnya diangkat jadi Wamen Perhubungan di Kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu, Bambang Susantono ditugaskan untuk mendampingi kerja Menhub Freddy Numberi pada Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014.
Pria kelahiran 4 November 1963 tersebut dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi.
Bambang merupakan lulusan Fakultas Teknik Sipil ITB pada 1987 dan meraih gelar master tata kota di Universitas California Berkeley dan gelar doktor bidang perencanaan infrastruktur dari universitas yang sama pada tahun 2000.
PENDIDIKAN
Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, 1987
MCP (Tata Kota), Post-Graduate Program, University of California at Berkeley, 1996
MSCE (Teknik Transportasi), Post-Graduate Program, University of California at Berkeley, 1998
Ph.D (Perencanaan Infrastruktur), Post-Graduate Program, University of California at Berkeley, 2000
KARIER
Kepala Otoria IKN
Komisaris Utama PT. Garuda Indonesia Tbk., sejak 2012
Wakil Menteri Perhubungan periode 2010 - 2014
Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, 2004 - 2010
Staf Ahli, Menko Perekonomian (Boediono)
Sekretaris Tim Koordinasi Infrastruktur Pedesaan
Kepala Sekretariat Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Anggota Dewan, East Asia Society of Transportation Studies (EASTS), Tokyo, Jepang
Anggota Dewan, South South North Foundation, Johannesburg, Afrika Selatan
Staf Pengajar, Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik, Universitas Indonesia
Presiden, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia
Koordinator, Persatuan Mahasiswa Indonesia se-Amerika Serikat
Koordinator, LSM, Forum for Transportation
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel