Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Kriteria Menteri Keuangan Baru Pilihan Prabowo, Yakin Bukan Sri Mulyani?

Tak ada nama Sri Mulyani dalam daftar calon Menteri Keuangan baru di Kabinet Prabowo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022 di Jakarta, Jumat (6/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022 di Jakarta, Jumat (6/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Kriteria Menkeu Pilihan Prabowo

Ternyata, Prabowo Subianto memiliki kriterianya sendiri untuk mereka yang akan didapuk sebagai Menteri Keuangan di kabinetnya.

Dilansir dari Bloomberg dan Free Malaysia Today, Prabowo menginginkan Menteri Keuangan yang mampu mengarahkan perekonomian terbesar di Asia Tenggara di tengah risiko geopolitik dan gangguan rantai pasokan yang timbul dari persaingan AS-Tiongkok.

Menkeu baru tersebut harus bisa menjaga disiplin fiskal. Ini penting sebab bisa menstabilkan rupiah dan meyakinkan investor asing, sekaligus mengamankan pendanaan yang cukup untuk rencana belanja besar-besaran Prabowo.

Kemudian yang tak kalah menarik adalah soal visi dan misi Prabowo-Gibran. Fokus keduanya adalah pada peningkatan hasil kesehatan dan pendidikan dengan rencana memberikan makan siang dan susu gratis di sekolah kepada lebih dari 80 juta anak.

Nantinya, program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi perempuan dan usaha kecil.

Kampanyenya juga menyerukan “hilirisasi generasi muda” sebagai cara untuk mendorong generasi muda agar mengambil pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi dengan gaji lebih tinggi.

Di sisi lain menurut Rocky Gerung, era Sri Mulyani mungkin sudah selesai. Ia juga mengatakan bahwa Bendahara RI itu mungkin sudah ditegur oleh World Bank agar tak ikut-ikutan menyusun rencana berbahaya bagi Indonesia.

"Era Sri Mulyani sudah selesai, mungkin sekali sudah ditegur oleh World Bank supaya jangan lagi ikut campur dan ikut menyusun sesuatu yang berbahaya bagi Indonesia," kata Rocky Gerung.

Bukan tanpa alasan, Rocky Gerung mengambil contoh program makan siang gratis yang diusung Prabowo-Gibran.

Menurutnya, program ini bisa menjadi ladang basah untuk munculnya korupsi secara sistematis di Indonesia.

"Karena makan siang itu dianggap sebagai salah satu hal yang rantai korupsinya akan panjang, harga satu piring di Jakarta itu mungkin bisa tinggal 1 sendol kalau sudah sampai di Papua. Dan Bank Dunia pasti menghitung itu tidak efisien," ia menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper