Bisnis.com, JAKARTA - Program makan siang gratis Prabowo-Gibran mendapatkan sorotan dari Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen.
Dilansir dari Antaranews, Satu Kahkonen menilai Program Makan Siang Gratis perlu direncanakan dengan matang, khususnya pada aspek anggaran.
"Tergantung program seperti apa yang akan dilaksanakan dan bentuknya apa. Semua rencananya harus benar-benar dipersiapkan dan biayanya juga dipersiapkan," kata Satu Kahkonen di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta.
Kepada wartawan, Satu Kahkonen mengatakan bahwa program makan siang gratis yang diusung Prabowo-Gibran perlu ditetapkan bentuk pastinya dan harus tahu siapa sasarannya.
Dan saat ini, Satu Kahkonen masih menunggu rincian lebih lanjut Program Makan Siang Gratis dari pemerintah.
"Kami masih menantikan (rincian Program Makan Siang Gratis). Untuk Indonesia pada dasarnya berpegang pada pagu defisit fiskal yang telah ditetapkan sebesar 3 persen dari PDB, sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ujarnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, program Makan Siang dan Susu Gratis merupakan usulan dari pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam dokumen visi-misinya, paslon tersebut menjelaskan Program Makan Siang Gratis bertujuan mengatasi masalah tengkes (stunting) dan bakal menyasar siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.
Bantuan gizi juga akan diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.
Program tersebut menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029.
Kemudian belum lama ini, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana program pemberian makan siang gratis dengan budget Rp15.000 per anak tersebut belum termasuk dengan susu.
Artinya, anggaran untuk pemberian makan siang gratis serta susu gratis akan lebih dari nominal tersebut per anaknya.
“Per anak kira-kira Rp15.000. Itu kan bisa dibuat macam-macam, nanti akan ada pembahasan. [Rp15.000 per anak] di luar susu,” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (26/2/2024).