Bisnis.com, JAKARTA — Puluhan surat suara telah dicoblos lebih awal sebelum panitia Tempat Pemungutan Suara (TPS) memulai kegiatan pencoblosan di Garut, Jawa Barat hari ini.
Rekaman video bukti dugaan tindakan curang pemilihan presiden atau Pilpres itu dibagikan akun X @wid0vv, Rabu (14/2/2024), pukul 16.42 WIB.
“Aya surat suara dicoblos, aya nomor 3, aya nomor 2 dicoblos, di pusat na iye nomor 2 dicoblos. [Ada surat suara dicoblos, ada nomor 3, ada nomor 2 dicoblos, di (surat suara) pusat, ini nomo2 2 dicoblos],” kata saksi di TPS seperti terekam dalam video tersebut.
Video yang telah tayang lebih dari 2.326 kali itu menjadi tautan sejumlah dugaaan kejanggalan dalam pencoblosan surat suara hari ini di berbagai daerah.
Kolaborasi antar media siber mengonfirmasi video dugaan kecurangan itu terjadi di Kampung Rancabolang Desa Simpangsari Kecamatan Cisurupan Garut, atau tepatnya di TPS 17.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Garut, tengah menelusuri apakah temuan itu murni kerusakan atau disengaja oleh oknum tertentu di lapangan.
Baca Juga
Belakangan diketahui terdapat 24 surat suara calon presiden dan wakil presiden ditemukan sudah tercoblos, saat surat suara itu belum dibagikan kepada calon pemilih.
Terdapat 17 surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud, sisanya sudah tercoblos untuk pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
“Awalnya ketua KPPS mau memberikan kertas suara kepada pemilih. Namun ada yang janggal setelah itu dicoba dibuka ternyata benar sudah tercoblos,” kata Ketua Bawaslu Garut Ahmad Nurul Syahid saat dikonfirmasi tim Cek Fakta, Rabu (14/2/2024).
Panitia TPS yang pertama kali menyadari kejanggalan itu langsung mengundang saksi dan Panwascam untuk menyaksikan surat suara yang tercoblos. Adapun, surat suara yang telah tercoblos itu belakangan dianggap rusak.
“Akhirnya direkomendasikan menjadi kertas suara yang rusak dan ada penggantian kertas suara yang baru,” kata Nurul.
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com dengan melibatkan hampir 100 media yang meliputi tim media tingkat nasional dan media di lokal secara online.