Utang Indonesia Tetap
Sebagaimana diketahui, tujuan subsidi adalah untuk menurunkan harga tiket yang melambung tinggi. Nantinya, strategi ini tentu akan menarik minat masyarakat agar menggunakan kendaraan umum seperti LRT dan Kereta Cepat.
Apalagi, harga tiket Kereta Cepat dianggap mahal oleh sebagian orang.
Namun yang perlu diketahui, solusi Luhut tersebut tidak membuat utang Indonesia ke China berubah. Indonesia tetap harus nyicil utang 45 tahun kepada Tiongkok.
Ya, untuk membuat kereta cepat Whoosh yang menghubungkan Jakarta-Bandung, Indonesia berutang besar pada China Developmet Bank.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan nilai utang Kereta Cepat yang dikucurkan oleh China Development Bank (CDB) ke KAI telah disepakati sebesar US$542,7 juta atau setara Rp8,41 triliun (kurs US$1 = Rp15.500).
“Nilai pinjaman terdiri dari US$325,6 juta dalam denominasi dolar AS dan ekuivalen US$217 juta dalam bentuk renminbi [RMB],” kata Didiek.
Baca Juga
Dia menambahkan tingkat suku bunga untuk masing-masing pinjaman mata uang juga berbeda. Pinjaman berdenominasi dolar AS bunganya 3,2%, sedangkan loan dalam RMB 3,1%.
Didiek mengatakan tingkat suku bunga yang telah disepakati bersifat flat dengan tenor 45 tahun. Tenor utang tersebut bertambah dibandingkan dengan pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dan China pada November 2023.