Prabowo-Gibran Usung Ekonomi Kerakyatan Berbasis Hilirisasi, Indonesia Siap Lepas Landas

Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menonjol dengan program hilirisasi mineral yang mendongkrak nilai tambah ekspor.
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyapa tamu undangan sebelum debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik yang diangkat adalah masalah pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/YU
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyapa tamu undangan sebelum debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik yang diangkat adalah masalah pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/YU

Bisnis.com, JAKARTA - Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menonjol dengan program hilirisasi mineral yang mendongkrak nilai tambah ekspor. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pun siap memperluas cakupan program tersebut hingga menyentuh nasib perekonomian rakyat kecil.

Program hilirisasi ini pun termuat dalam Visi-Misi Prabowo-Gibran. Dalam program bertajuk “8 Misi Asta Cita”, terkhusus pada poin kelima, memuat program “Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.”

Program inipun dinilai sebagai babak baru dari program besar hilirisasi mineral yang digulirkan Presiden Jokowi. Sejauh ini, program hilirisasi mineral yang telah digongkan, terbukti menungkit nilai tambah khususnya ekspor mineral.

Capres Prabowo Subianto pun terkesan dengan keberanian program hilirisasi mineral yang digalakkan Presiden Jokowi. Dalam catatan sejarah, baru Presiden Jokowi yang bergeming terhadap tekanan asing karena kukuh mempertahankan kebijakan menyetop ekspor mineral mentah.

Terbukti, kata Capres nomor urut 2 itu, tekanan asing itupun bak angin lalu. Selanjutnya, seiring program hilirisasi mineral berjalan ditandai dengan menyetop ekspor nikel, nilai yang didapat jauh lebih besar.

Pada 2017, catat Prabowo, nilai ekspor produk turunan nikel hanya sekitar US$3,3 miliar. “Namun setelah diterapkan kebijakan larangan impor nikel pada 2020, pendapatan dari nikel mencapai US$33,8 miliar pada 2022,” singgungnya beberapa waktu lalu.

Berkaca dari sukses besar hilirisasi mineral itu, Prabowo mengungkapkan ke depan bakal mempertahankan dan melanjutkan program tersebut. Prinsipnya, simpul sosok yang dalam pemerintahan menjabat Menteri Pertahanan itu, program hilirisasi bermakna juga menggenjot industrialisasi di dalam negeri. 

“Indonesia harus mampu mengonversi komoditas dasar menjadi produk berdaya saing tinggi,” ungkapnya.

Senada, Cawapres Gibran Rakabuming Raka menilai program hilirisasi mineral harus diperluas, bakal meliputi sektor Sumber Daya Alam (SDA), melainkan pula sektor perekonomian rakyat lainnya seperti pertanian, perikanan, hingga ekonomi digital. 

Untuk hilirisasi sektor SDA, Gibran memastikan akan memproses kelanjutan kebijakan hilirisasi komoditas lain seperti timah, bauksit, hingga tembaga. 

“Kebijakan ini sebenarnya akan bermuara pada industrialisasi di tingkat hilir,” ungkapnya.

Rumus yang sama akan diadopsi terhadap sektor lainnya. “Jadi industrialisasi itu anak kandung hilirisasi mineral, lantas itulah yang kelak memacu roda perekonomian rakyat. Hilirisasi inipun bakal terjadi pada sektor lainnya, semisal sektor ekonomi digital, kita bakal perkuat sisi infrastruktur hingga menyiapkan UMKM agar bisa menikmatinya,” kata Gibran.

Dia menilai hilirisasi yang berujung pada industrialisasi di seluruh sektor, bakal mengerek juga geliat perekonomian rakyat, terutama terhadap UMKM. 

Dia memaparkan, sedikitnya terdapat 64 juta UMKM dengan kontribusi sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Jadi, hilirisasi ini bukan sekadar SDA. Tetapi lebih luas, bagaimana merangsang industrialisasi di sisi hilir, termasuk penguatan UMKM,” tutup Gibran.

Dengan upaya-upaya tersebut, pasangan Prabowo-Gibran optimistis bisa membawa Indonesia menjadi negara maju, meninggalkan jebakan negara pendapatan menengah. “Kita siap lepas landas,” cetus putra sulung Presiden Jokowi itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper