Bisnis.com, JAKARTA - Mabes TNI memberikan penjelasan soal Danlanud Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fairlyanto dimutasi usai peristiwa pesawat jatuh di Pasuruan.
Sebelumnya, Panglima TNI Yudo Margono melakukan mutasi terhadap 60 perwira tinggi (Pati), termasuk Fairlyanto. Mutasi tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1324/XI/2023 diteken Jumat (17/11/2023).
Fairlyanto dari Danlanud Abdulrachman Saleh kini menjaduStaf Khusus Kasau. Posisi Fairlyanto kemudian diganti Marsma TNI Firman Wirayuda dari Dirlat Kodiklatau menjadi Danlanud Abdulrachman Saleh.
Adapun, momen mutasi ini berdekatan dengan peristiwa jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan yang menyebabkan empat anggota TNI gugur.
Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen TNI), Julius Widjono menyampaikan bahwa rotasi anggota, termasuk Fairlyanto telah melalui mekanisme yang berlaku.
"Prosedur penempatan jabatan Pati melalui mekanisme Pra Wanjakti dipimpin Kasum dan Wakasad, Wakasal, Wakasau dan pejabat personelia masing-masing angkatan," kata Julius kepada Bisnis, Senin (20/11/2023).
Baca Juga
Kemudian, kata Julius, Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) yang dipimpin oleh Panglima TNI dan Kepala Staff Angkatan menindaklanjuti mutasi dari anggota. Namun, khusus jabatan dengan bintang tiga akan dilaporkan kepada Presiden.
"Jadi surat keputusan yang turun sudah melalui mekanisme yang ketat tersebut. Keputusan kemarin merupakan serial dari dua keputusan sebelumnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, pasuruan Jawa Timur pada Kamis (16/11/2023) saat menjalani sesi profisiensi latihan formasi bersama dua pesawat tempur Super Tucano lainnya.
Empat pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dalam keadaan baik. Namun pada 11.18 WIB dua pesawat yang nomor registrasi masing-masing TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak.
Dalam situasi “blind” sebelum hilang kontak, Agung menyebut sempat terdengar bunyi ELT (emergency locator transmitter) dari satu pesawat, kemudian bunyi yang sama terdengar dari pesawat yang lain.