Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Akui Butuh Waktu Bertahun-tahun Kaji IKN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui butuh waktu sangat lama atau bertahun-tahun untuk memutuskan pemindahan Ibu Kota Negara.
Presiden Joko Widodo bersama para konglomerat dalam seremonial groundbreaking sejumlah proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Kamis (21/9/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Presiden Joko Widodo bersama para konglomerat dalam seremonial groundbreaking sejumlah proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Kamis (21/9/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui butuh waktu sangat lama atau bertahun-tahun untuk memutuskan pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan keputusan untuk memindahkan Ibu Kota bermula ketika dirinya diam-diam membentuk tim untuk mengkaji kembali gagasan Presiden ke-1 RI Sukarno dan Presiden ke-2 RI Suharto tersebut pada Sembilan tahun yang lalu.

"Kemudian 9 tahun yang lalu secara diam-diam saya bentuk tim untuk melihat kembali gagasan-gagasan yang telah dilakukan oleh presiden pertama, kedua dan selanjutnya," ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (2/11/2023).

Kepala Negara pun melanjutkan bahwa akhirnya setelah enam tahun melakukan kajian, beberapa opsi pun didapatkan sehingga keputusan yang diambil adalah untuk memindahkan ibu kota ke Nusantara.

"Dan akhirnya setelah 6 tahun studi berkalkulasi dan berhitung kemudian kita memiliki beberapa opsi, Beberapa pilihan dan akhirnya terakhir kita putuskan ibu kota kita yang baru ibu kota negara adalah Nusantara," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan apabila masih adanya orang yang bertanya alasan ibu kota pindah ke IKN di Kalimantan Timur, maka penjelasannya adalah beban Pulau Jawa, terutama DKI Jakarta, saat ini sudah di luar kapasitas yang dimiliki.

Dia menjelaskan bahwa penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 278 juta jiwa dengan rincian 56% masyarakat hidup di pulau Jawa dari 17.000 pulau yang dimiliki.

Ketimpangan lain, kata Jokowi terlihat melalui Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi yang sangat berbeda antara Jawa dengan pulau lainnya. Menurutnya perputaran ekonomi sebesar 57-58% terfokus ada di pulau Jawa, terutama di Jakarta.

Alhasil, orang nomor satu di Indonesia itu menegaskan bahwa beban Pulau Jawa, beban Jakarta itu memang sudah di luar kapasitas yang dimiliki sehingga Indonesia membutuh pemerataan pembangunan, ekonomi, dan infrastruktur.

"Oleh sebab itu sejak presiden pertama Bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk pindah, memindahkan ibu kota. Pak Harto juga sama ingin memindahkan ibu kota dari Jakarta," pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper