Kisah Umat Bin Khattab larang anaknya jadi pejabat
Dalam sejarah Islam, Umar bin Khattab adalah salah satu Khulafaur Rasyidin dan sahabat utama Nabi Muhammad SAW.
Umar sempat menjabat sebagai Khalifah pada 634-644, setelah wafatnya Abu Bakar. Di bawah kepemimpinan Umar, umat Islam berkembang menjadi salah satu kekuatan baru di wilayah Timur Tengah.
Umar memiliki anak laki-laki yang gagah perkasa seperti dirinya, anak tersebut bernama Abdullah Bin Umar.
Pada suatu ketika, saat Umar dalam kondisi sekarat setelah ditikam seorang budak Persia, Umar memberikan wejangan kepada rakyatnya tentang siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai Khalifah.
Salah satu arahan itu adalah, dia melarang anak-anaknya menjadi pejabat dan khalifah.
Padahal, beberapa kaum Muslimin yang hadir mendengar arahan Umar itu, menyarankan kepada Umar bin Khattab untuk memilih anaknya, Abdullah bin Umar sebagai penggantinya.
Baca Juga
"Tidak ada kaum keturunan Al Khattab hendak mengambil pangkat khalifah ini untuk mereka, Abdullah tidak akan turut memperebutkan pangkat ini," kata Umar menurut sejarah.
Bukan hanya sekali, Umar Bin Khattab bahkan berkali-kali mengatakan kepada anaknya bahwa jangan sekali-sekali berpikir untuk menduduki jabatan seperti ayahnya itu.
Wasiat dari ayahnya ini, dipatuhi oleh Abdullah bin Umar. Sehingga, sampai kepada masa perebutan khalifah di antara Ali dan Muawiyah, Abdullah menjadi sosok yang netral.
Umar Bin Khattab melakukan ini untuk menjaga integritasnya sebagai seorang pemimpin.
Referensi:
Sejarah Umat Islam / Prof Hamka (Buya Hamka)
Siregar, Bismar. (2008). Surat-surat Kepada Pemimpin, Bisikan Hati Seorang Mantan Hakim Agung. Jakarta: Granit.