Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Bersimpati pada Palestina, Serangan ke Ukraina Tak Meredup

Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pertumpahan darah di Gaza dihentikan karena rencana operasi militer oleh Israel akan memakan korban sipil.
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat konferensi pers setelah pertemuan puncak para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Bishkek, Kyrgyzstan, 13 Oktober 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat konferensi pers setelah pertemuan puncak para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Bishkek, Kyrgyzstan, 13 Oktober 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pertumpahan darah di Gaza dihentikan karena rencana operasi militer oleh Israel akan memakan korban sipil, dan hal ini tidak dapat diterima.

Putin menyampaikan hal itu merespons peringatan militer Israel, Jumat (13/10/2023), yang meminta seluruh warga sipil Kota Gaza, berjumlah lebih dari 1 juta orang, untuk mengungsi ke Gaza bagian Selatan dalam waktu 24 jam.

Bersamaan dengan seruan itu, Israel tengah mengumpulkan tank-tank untuk rencana invasi darat, sebagai balasan atas serangan dahsyat yang dilakukan kelompok militan Hamas pada Sabtu (7/10/2023).

Putin juga mengatakan bahwa penggunaan senjata berat di wilayah pemukiman warga sipil akan memiliki konsekuensi serius bagi semua pihak.

“Dan yang paling penting, jatuhnya korban sipil benar-benar tidak dapat diterima. Sekarang hal utama adalah menghentikan pertumpahan darah,” katanya, dikutip dari Reuters pada Jumat (13/10/2023).

Pernyataan Putin ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan Rusia di Ukraina. Sejak tahun lalu, kedua negara ini berperang. Namun, Putin menyebutnya sebagai operasi militer. Tidak hanya tentara yang terbunuh, warga sipil pada kedua belah pihak pun menjadi korban.

Perang Rusia versus Ukraina telah memasuki hari ke-597 pada Jumat (13/10/2023).

Melansir Aljazeera, Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan rudal Rusia pekan lalu terhadap sebuah kafe di Desa Hroza telah meningkat menjadi 59 orang.

“Semua korban adalah penduduk lokal. Mereka adalah pensiunan, tenaga medis, petani, guru, pengusaha. Semuanya adalah warga sipil. Seluruh keluarga dari beberapa generasi meninggal,” kata Klymenko.

Sementara, Vyacheslav Gladkov, Gubernur Regional Belgorod Rusia, mengatakan tiga orang tewas dan dua lainnya terluka parah ketika puing-puing pesawat tak berawak Ukraina yang hancur jatuh di rumah mereka. Seorang anak perempuan berusia empat tahun termasuk di antara korban tewas.

Bertempur Sengit

Pada Kamis (12/10/2023), pasukan Rusia dan Ukraina berperang sengit di sekitar Kota Avdiivka, Ukraina sisi Timur pada Kamis (12/10/2023). Ini menjadi salah satu serangan terbesar militer Rusia dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukan Ukraina masih bertahan pada hari ketiga pertempuran, tetapi pejabat kota mengatakan serangan Rusia terus-menerus berlangsung.

“Selama tiga hari, entah siang ataupun malam, pertempuran tidak pernah berhenti,” kata Vitaliy Barabash, Kepala Administrasi Militer kota tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (13/10/2023).

Dia menyebut bahwa pasukan Rusia menggunakan segala cara yang tersedia, seperti artileri, grad (peluncur rudal), mortir, dan beberapa kelengkapan lainnya.

Video yang diunggah di media sosial oleh komandan militer Ukraina Maskym Zhorin menunjukkan asap mengepul dari bangunan apartemen yang hancur dan ditinggalkan. Jalanan yang kosong dipenuhi puing-puing dan instalasi yang hancur.

Simbol Resistensi

Avdiivka adalah rumah bagi pabrik kokas besar di barat daya wilayah Donetsk dan terletak tepat di barat laut kota Donetsk yang dikuasai Rusia.

Kota itu disebut telah menjadi simbol perlawanan terhadap pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina pada Februari 2022, dan membantu memastikan bahwa Rusia tidak mampu menguasai sepenuhnya wilayah tersebut.

Dalam sejarahnya, pasukan Ukraina telah mempertahankan Avdiivka jauh sebelum invasi tahun lalu, yakni saat melawan militan dukungan Rusia yang mengambil alih wilayah di Ukraina Timur pada tahun 2014, setelah pasukan Rusia merebut Krimea.

Hanya tersisa 1.600 penduduk dari total populasi sebelum perang yang berjumlah 32.000 jiwa. Serangan terhadap Avdiivka adalah salah satu dari sedikit serangan besar yang dilancarkan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menyebabkan kerusakan pada pasukan Ukraina di sejumlah wilayah termasuk Avdiivka, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Analis militer Ukraina Oleksandr Hetman mengatakan pasukan Rusia mengerahkan diri ke Avdiivka dalam rangka menarik pasukan Ukraina dari pendudukan di Selatan, yang dapat mengganggu jalur pasokan Rusia di sepanjang jalur kereta api utama.

Rusia juga meningkatkan serangan udara di pelabuhan Sungai Danube di wilayah Selatan Odesa dalam beberapa pekan terakhir, dengan menyerang jalur utama ekspor pangan Ukraina. Dalam serangan terbaru, seorang juru bicara militer mengatakan fasilitas penyimpanan gandum telah diserang di wilayah Odesa.

Korban Hamas vs Israel

Seminggu berperang, setidaknya lebih dari 2.800 orang tewas, dan 423.000 orang mengungsi akibat perang Hamas vs Israel pada Jumat (13/10/2023).

Jumlah korban tewas itu terdiri dari 1.500 warga Palestina menyusul serangan Israel ke Jalur Gaza yang masih berlangsung, berdasarkan pembaruan dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat (13/10/2023).

Melansir CNN, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa lebih dari 1.500 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, memasuki hari ketujuh perang Hamas melawan Israel tersebut. Di sisi lain, jumlah korban di Israel mencapai lebih dari 1.300 orang sejak serangan Hamas dimulai pada Sabtu (7/10/2023).

Serangan udara tersebut juga telah menyebabkan 423.000 orang mengungsi dari Gaza, kata PBB.

Pada saat bersamaan, 300.000 tentara Israel telah ditempatkan di sepanjang perbatasan Selatan Gaza. Ini terkait rencana militer Israel melakukan serangan di darat.

Perang tidak hanya menimbulkan korban jiwa, kehilangan anggota keluarga, dan memporak-porandakan tempat tinggal, tapi di sisi lain berpotensi menguntungkan bagi pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung.

Rusia diperkirakan mendapatkan keuntungan dari konflik Hamas vs Israel, karena permintaan Israel untuk bantuan militer kepada Amerika Serikat (AS) berisiko mengalihkan fokus dari Ukraina.

Sementara itu, lonjakan harga minyak dan berpotensi masih berlanjut, juga bakal menguntungkan Israel secara ekonomi. Sekutu-sekutu AS dan NATO telah meredakan kekhawatiran mengenai kemampuan mereka untuk terus mendukung Ukraina secara militer setelah serangan kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza ke Israel.

Seperti diketahui, AS merupakan donator utama Ukraina dalam berperang melawan Rusia, meskipun sejumlah negara Barat juga membantu, seperti Inggris, Jerman, Polandia, Prancis, juga NATO.

Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Selasa (10/10/2023) bahwa kekerasan yang terjadi di Israel dan Gaza mungkin akan berdampak pada Ukraina.

"Ada risiko bahwa perhatian internasional akan berpaling dari Ukraina, dan hal itu akan menimbulkan konsekuensi," ungkap Zelensky seperti dikutip Reuters.

Perang antara Israel dan Hamas berpotensi mengalihkan perhatian AS dan Eropa dari perang di Ukraina dan mengurangi bantuan persenjataan. Anggaran bantuan militer untuk Ukraina diperkirakan terhambat akibat fokus AS beralih.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tujuan Presiden Vladimir Putin akan tercapai lebih cepat jika fokus AS pada konflik Israel mengakibatkan perlambatan pengiriman senjata ke Kyiv. Dalam sebuah konferensi pers, setelah pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, Lavrov menegaskan bahwa bagaimanapun juga, tujuan itu akan tercapai.

Dampak konflik Israel-Hamas terhadap harga minyak juga dapat meningkatkan upaya perang Rusia di Ukraina. Hal ini mengingat Rusia adalah salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper