Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Kyrgyzstan dan mengadakan pembicaraan pada Kamis (12/10/2023).
Kunjungan ke Kyrgyzstan menjadi perjalanan luar negeri pertama Putin sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada Maret lalu.
Kyrgyzstan merupakan sebuah negara di Asia Tengah yang memiliki hubungan kuat dengan Moskow, Rusia.
Pemimpin Kremlin itu jarang bepergian ke luar negeri sejak dia mengirim pasukan ke Ukraina pada awal 2022 dan sejak ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan. Sejauh ini, Rusia tidak mengakui yurisdiksi ICC dan menolak tuduhannya terhadap Putin.
Selain itu, Putin juga dijadwalkan melakukan perjalanan ke China untuk pekan depan guna menghadiri Forum Belt and Road ketiga di Beijing. Kyrgyzstan dan China bukan anggota ICC. Pendirian ICC dilakukan untuk mengadili kejahatan perang.
Melansir Reuters, perjalanannya selama 2 hari ke Kyrgyzstan akan diakhiri dengan pertemuan puncak Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS).
Baca Juga
CIS merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa negara bekas republik Soviet, di Bishkek di tengah tanda-tanda bahwa pengaruh Rusia di beberapa bagian Uni Soviet, seperti Armenia yang juga berada di bawah tekanan.
Hubungan Moskow dengan negara-negara lain di wilayah itu selama ini berada di bawah tekanan akibat penerapan sanksi Barat yang dikenakan terhadap Rusia terkait Ukraina.
Pada pertemuan dengan Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov, Putin menekankan pentingnya Rusia sebagai mitra dagang utama dan investor terbesar dalam perekonomian Kyrgyzstan dan mengatakan kedua belah pihak akan mengembangkan kerja sama lebih lanjut.
Dia mengatakan juga akan menghadiri upacara untuk memperingati 20 tahun pangkalan udara militer Kant Rusia yang terletak di luar Bishkek, sebuah pos terdepan yang strategis dan penting, yang memungkinkan Moskow untuk memproyeksikan kekuatan di wilayah tersebut.
Putin menyebut pertumbuhan dalam perdagangan Rusia-Kyrgyzstan, yang dikecam Barat disebabkan oleh perantara Kyrgyzstan yang memfasilitasi penghapusan sanksi perusahaan-perusahaan Rusia.
AS menjatuhkan sanksi terhadap 4 perusahaan Kyrgyzstan pada Juli lalu, karena mengekspor kembali komponen elektronik dan teknologi lainnya ke Rusia.
Bank sentral Kyrgyzstan mendesak bank-bank lokal untuk memperketat kontrol atas kepatuhan terhadap sanksi Barat terhadap Moskow pada pekan lalu.