Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut alat sadap "Pegasus" sempat digunakan dalam kasus internasional di Thailand hingga Timur Tengah.
Peneliti ICW, Tibiko Zabar mengatakan alat sadap kelas kakap jni sangat berbahaya karena dapat menggunakan tautan atau dokumen tanpa klik terlebih dahulu. Oleh sebab itu, Pegasus dikenal dengan alat "Zero Click".
Berdasarkan data dari IndonesiaLeaks, Tibiko menyampaikan alat sadap Pegasus pernah digunakan untuk membungkam 30 aktivis dalam demonstrasi yang terjadi di Thailand.
"Laporan dugaan penyalahgunaan pegasus ini dalam report IndonesiaLeaks berapa negara itu sudah sempat terkuak misalnya saja di Thailand pegasus ini diduga kuat menjadi alat pembungkam demonstran. di Thailand pada saat itu ada sekitar 30 aktivis kabarnya mengalami pembungkaman," kata Tibiko kepada wartawan, Senin (9/10/2023).
Selain itu, dia juga menuturkan bahwa penggunaan Pegasus juga sempat dipakai untuk mengintai atau menyadap seorang jurnalis di Timur Tengah.
"Di kasus internasional ketika ada seorang jurnalis di Timur Tengah yang meninggal itu sebenernya ada dugaan kuat di mata matai lewat pegasus," ujarnya.
Baca Juga
Sementara, di Indonesia, Pegasus dikhawatirkan mengancam demokrasi karena sudah memasuki ruang pribadi. Pasalnya, dalam demokrasi yang seharusnya terdapat ruang pribadi untuk kebebasan berpendapat, namun dengan adanya Pegasus menjadikan semua hal menjadi transparan.
"Ketika kita melihat munculnya pegasus ini tentu dengan ketidakjelasan, transparansi dan akuntabilitas tentu ini akan sangat mengancam karena artinya siapapun bisa saja disadap. Nah, itu yang menjadi catatan kami," pungkasnya.