Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Strategi Thailand Perangi Perubahan Iklim

Upaya kolaborasi global untuk memerangi perubahan iklim terus digalakkan termasuk di negera tetangga, Thailand.
Executive Vice President SCG Thammasak Sethaudom /Bisnis.com-Taufik
Executive Vice President SCG Thammasak Sethaudom /Bisnis.com-Taufik

Bisnis.com, JAKARTA – Upaya kolaborasi global untuk memerangi perubahan iklim terus digalakkan termasuk di negera tetangga, Thailand yang menargetkan net zero emissions pada 2050, atau lebih cepat dari Indonesia.

Saat ini Thailand tengah menuju masyarakat redah karbon dengan mengupayakan sejumlah langkah seperti diungkap dalam ajang ESG Symposium 2023 yang dihelat SCG, perusahaan terkemuka negara tersebut.

Executive Vice President SCG Thammasak Sethaudom mengatakan perusahaannya sedang mempercepat pengembangan proses produksi hijau seiring dengan inovasi hijau, seperti semen rendah karbon, polimer hijau, dan kemasan biodegradable.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan semua sektor untuk mengatasi krisis iklim global,” katanya simposium yang mengambil tema Accelerating Changes towards Low Carbon Society (Mempercepat Perubahan Menuju Masyarakat Rendah Karbon), dikutip Sabtu (7/10).

Dalam simposium itu diungkap empat usulan untuk mempercepat perubahan menuju masyarakat rendah karbon, yang merupakan hasil curah pendapat dari berbagai sektor publik, swasta dan masyarakat sipil.

1.  Mendirikan “Saraburi Sandbox”

Pertama, berkolaborasi dalam mendirikan “Saraburi Sandbox”, kota model rendah karbon pertama di Thailand yang didorong oleh industri hijau, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata. 

Saraburi adalah provinsi yang berperan sebagai pusat ekonomi, mencakup industri berat, pertanian, pariwisata dan kota metropolitan. 

Dengan kompleksitas dan tantangan tersebut, Saraburi  menjadi kota yang secara akurat menggambarkan Thailand, menjadi studi kasus yang cocok untuk memahami faktor keberhasilan serta tantangan dalam bertransisi menjadi masyarakat rendah karbon. 

Proses integrasi ini melibatkan ahli industri, pejabat yang relevan, dan masyarakat sipil. Jika berhasil, inisiatif ini akan menginspirasi provinsi lain untuk mengaplikasikan hal serupa. 

Upaya kolaboratif pun sudah berjalan, misalnya, mandat untuk menggunakan semen rendah karbon dalam semua proyek konstruksi di Provinsi Saraburi mulai 2024. 

Inisiatif lain mencakup menerapkan irigasi bergantian dalam sawah untuk menghemat penggunaan air, menanam tanaman energi seperti rumput Napier, mengubah limbah pertanian menjadi sumber energi alternatif, dan menanam bersama di 38 hutan di seluruh provinsi untuk menyerap gas rumah kaca, yang juga membuka jalan untuk ekowisata dan menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.

2. Kekuatan Ekonomi Sirkular

Kedua, menjadikan ekonomi sirkular sebagai agenda nasional. Ekonomi sirkular disebut-sebut sebagai jalan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi rendah karbon. 

Di Thailand, sektor industri kemasan, otomotif, dan konstruksi mulai menerapkan ekonomi sirkular. 

Kunci utama dalam mewujudkan ekonomi sirkular adalah penetapan kebijakan, hukum, dan standar yang jelas. 

Selain itu, sistem pemisahan dan pengumpulan sampah yang terintegrasi secara nasional; metrik yang terdefinisi dengan baik untuk melacak kemajuan; dan pemeliharaan ekosistem yang meningkatkan manfaat investasi dan kemajuan teknologi yang relevan dengan ekonomi sirkular. 

Upaya tambahan mencakup promosi produk hijau yang terbuat dari bahan daur ulang atau biodegradable, menetapkan mandat hukum yang jelas tentang kuantitas, dan pengadaan hijau yang dipimpin oleh lembaga pemerintah untuk meningkatkan penerimaan yang luas.

3. Transisi Energi

Ketiga, beralih ke energi terbarukan dan berkelanjutan yakni membebaskan perdagangan listrik terbarukan melalui modernisasi jaringan listrik pintar (Smart Grid). 

Hal akan memungkinkan sektor publik dan swasta untuk berbagi jaringan listrik untuk akses yang lebih mudah dan nyaman. 

Upaya lainnya seperti mengembangkan teknologi penyimpanan baterai untuk energi terbarukan; optimalisasi penggunaan ruang kosong untuk menyimpan energi dalam berbagai bentuk, seperti energi hidro, energi termal, energi mekanik, dan energi kimia; pengembangan sumber energi alternatif yang lebih baru dan mengikutsertakannya dalam Rencana Energi Nasional, seperti energi hidrogen, bioenergi, limbah masyarakat, dan limbah industri. 

Kemudian, revisi kebijakan, pengenalan insentif untuk mendorong konsumsi energi terbarukan, dan pemanfaatan Big Data untuk meningkatkan efisiensi transportasi.

4. Sifat inklusivitas

Keempat, memastikan inklusivitas, atau tidak ada yang ditinggalkan. Memprioritaskan inklusivitas sangat penting, terutama untuk kelompok rentan yang belum mampu beradaptasi, seperti UMKM, buruh, petani, dan komunitas lokal. 

Dengan mengidentifikasi kelompok yang terkena dampak dan memberikan dukungan yang sesuai, mereka akan terpapar informasi dan mendapatkan akses ke teknologi pengurangan karbon serta dana hijau global hingga 52 triliun Baht. 

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin dalam simposium itu meyakini jika semua sektor berkolaborasi mengikuti strategi ESG (Environmental, Social dan Governance) yang mendorong perekonomian sembari menyeimbangkan sosial dan transparansi lingkungan maka akan membantu pemulihan bumi. 

ESG Symposium adalah pergelaran kolaboratif tahunan yang diselenggarakan SCG sejak 11 tahun yang lalu. Selain di Thailand, ESG Symposium juga dilaksanakan di Indonesia pertama kalinya pada 2020 dengan nama ‘SD Symposium.’ 

Tahun ini, ESG Symposium 2023 Indonesia akan kembali digelar pada 2 November di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper