Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) kembali mengumumkan bantuan keamanan senilai US$200 juta atau setara dengan Rp3,03 triliun yang terdiri atas amunisi pertahanan udara, peluru artileri, serta peralatan penyapu ranjau segera dikirimkan ke Ukraina, Senin (14/8/2023).
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyatakan bahwa bantuan tersebut juga akan mencakup peranti anti-armor, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Selasa (15/8/2023).
Washington juga dikabarkan akan mulai membagikan US$6,2 miliar atau sekitar Rp94,11 triliun dana yang ditemukan setelah kesalahan akuntansi Pentagon.
Mei lalu, Pentagon mengumumkan telah keliru dalam menetapkan nilai bantuan AS untuk Kyiv, di mana "nilai pengganti" alih-alih "nilai terdepresiasi" telah digunakan untuk memetakan amunisi, rudal, dan peralatan lain yang hendak dikirim ke Ukraina.
Hal tersebut berarti Ukraina akan amat diuntungkan karena lebih banyak bantuan dapat dikirim untuk menghalau serangan Rusia.
"Saya ingin berterima kasih kepada AS hari ini atas kirimannya. Munisi untuk Patriot, untuk HIMARS, artileri, Javelin, dan banyak lagi. Ini adalah hal yang sangat dibutuhkan [dalam perang melawan Rusia]," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Senin (14/8/2023).
Baca Juga
Zelensky menambahkan bahwa dalam skema pertahanan Ukraina, akan lebih banyak lagi pekerjaan yang akan dilakukan bersama sekutunya.
Sementara itu, penggunaan dana yang ditemukan ini penting dilakukan AS, karena merupakan bagian dari Otoritas Penarikan Presiden (PDA) senilai US$25,5 miliar yang dapat digunakan pemerintah untuk mengirimkan senjata dari stok AS jika terjadi keadaan darurat.
Pengumuman bantuan kepada Ukraina ini pun menjadi tahap pertama pembagian “kelebihan dana” tersebut.