Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Jay Shambaugh mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang ditargetkan terhadap China.
Shambaugh, mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk mengamankan kepentingan keamanan nasional AS dan sekutunya, serta untuk melindungi hak asasi manusia.
Kendati demikian, Shambaugh menilai kedua negara harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan global. Bahkan, menurutnya, pemisahan ekonomi akan menjadi bencana besar bagi AS dan China, serta hampir mustahil untuk dicapai.
“Bila perlu, kami akan menggunakan seperangkat alat untuk mencapai tujuan keamanan nasional kami. Ini adalah misi inti kami untuk melindungi rakyat Amerika dari risiko keamanan nasional sambil juga mengomunikasikan dengan jelas posisi dan niat kami ke China untuk mengurangi risiko kesalahpahaman,” ungkapnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/7/2023).
Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan baru pada investasi swasta keluar ke China dan negara-negara lain yang menjadi perhatian.
Senat juga memberikan suara yang banyak untuk mendukung undang-undang yang mewajibkan perusahaan AS memberitahu agen federal tentang investasi yang diusulkan dalam teknologi China. Contohnya seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan.
Baca Juga
Shambaugh juga mengatakan bahwa AS keberatan terhadap praktik ekonomi “non-pasar” China, dan dukungan pemerintah yang berlebihan sehingga perusahaan-perusahaan AS dirugikan.
Dirinya juga menambahkan bahwa AS keberatan dengan paksaan ekonomi China, dengan menghukum negara-negara atas tindakan diplomatik dengan memotong impor atau ekspor.
Selain itu, Departemen Keuangan juga terganggu dengan tindakan hukum China baru-baru ini, terhadap perusahaan As dan kontrol ekspor mineral penting untuk semikonduktor.
"Sementara kami masih menilai dampaknya, tindakan ini memperkuat pentingnya upaya administrasi kami untuk membangun rantai pasokan yang tangguh dan beragam," tambahnya.