Bisnis.com, JAKARTA - China melakukan pembatasan dalam ekspor beberapa logam yang banyak digunakan dalam semikonduktor, kendaraan listrik dan industri teknologi tinggi.
Mengutip Reuters, Selasa (4/7/2023) pembatasan tersebut dapat meningkatkan perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan dapat memberikan gangguan pada rantai pasokan global.
Kementerian Perdagangan China pada Senin (3/7/2023) mengatakan bahwa pihaknya akan mengontrol ekspor delapan produk galium dan enam produk germanium mulai 1 Agustus untuk melindungi keamanan nasional.
Di sisi lain, analis memperkirakan bahwa langkah tersebut adalah tanggapan terhadap peningkatan upaya AS untuk mengekang kemajuan teknologi China.
"China telah memukul pembatasan perdagangan Amerika di tempat (bagian) yang menyakitkan," ucap ketua Asosiasi Pertambangan Global China, Peter Arkell seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/7/2023).
Analis Jeffries menyatakan langkah tersebut menimbulkan pertanyaan apakah langkah ini mungkin ditujukan kepada kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada pekan ini, dan apakah akan membatalkan perjalanan tersebut.
Baca Juga
Membahas mengenai galium dan germanium, Arkell mengatakan bahwa kedua logam tersebut hanyalah beberapa dari logam minor yang sangat penting untuk berbagai produk teknologi. China adalah produsen dominan dari sebagian besar logam ini.
“Adalah khayalan untuk menyarankan bahwa negara lain dapat menggantikan China dalam waktu singkat atau bahkan dalam jangka waktu menengah” ujar Arkell.
Sebagai catatan, China memproduksi sebagian besar galium dan germanium dunia. Pada 2022, importir utama produk galium China adalah Jepang, Jerman, dan Belanda. Sedangkan, importir utama produk germanium adalah Jepang, Prancis, Jerman dan AS.