Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan bahwa pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bermaksud untuk merotasi inspektur di pembangkit nuklir Zaporizhzhia pekan depan.
Kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti melaporkan, Grossi mengatakan rencana itu harus disetujui oleh otoritas Rusia dan Ukraina.
Adapun saat ini, pembangkit tersebut dioperasikan oleh staf Ukraina, tetapi unit militer Rusia menjaga fasilitas tersebut seperti dilansir dari Aljazeera, pada Kamis (8/6/2023).
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah yang terbesar di Eropa dan di antara 10 terbesar di dunia. Pembangkit ini menghasilkan setengah dari tenaga nuklir Ukraina.
Rusia menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia itu tak lama setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Ancaman baru terjadi bagi pembangkit nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia itu setelah bendungan besar Kakhovka di Ukraina jebol.
Baca Juga
Bendungan Kakhovka yang jebol itu merupakan pemasok air pendingin ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia di tenggara Ukraina.
Seorang profesor ilmu dan teknik nuklir di Massachusetts Institute of Technology Jacopo Buongiorno menyatakan tingkat air reservoir yang menurun.
Meski begitu, pihaknya menyatakan masih cukup untuk memenuhi pasokan air, sehingga bencana radioaktif sangat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
“Mereka memiliki cukup air di lokasi selama beberapa pekan. Satu selang pemadam akan memberikan pendinginan yang cukup untuk bahan bakar di Zaporizhzhia, dan truk pemadam kebakaran sudah ada di fasilitas tersebut," katanya