Bisnis.com, JAKARTA - Tujuh ratus empat puluh dua telah dievakuasi dari Oblast Kherson pada pukul 10:00 waktu setempat setelah pasukan Rusia meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka, Kementerian Dalam Negeri melaporkan pada 6 Juni.
"Air naik. Situasi semakin diperumit dengan erosi jalan tertentu, yang menghalangi akses ke beberapa pemukiman. Tim evakuasi sedang mencari jalur alternatif," kata kementerian itu.
Komando Operasi Selatan Ukraina melaporkan pada awal 6 Juni bahwa pasukan Rusia meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka, mengakibatkan bencana kemanusiaan dan lingkungan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, sekitar 80 permukiman berisiko terkena banjir, dengan sebagian besar berada di bawah pendudukan Rusia.
"Kami prihatin dengan orang-orang kami yang tetap berada di bagian tepi kiri wilayah yang diduduki sementara, karena nyawa teroris Rusia tidak ada nilainya," kata Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko.
Kementerian Dalam Negeri juga menekankan ancaman yang ditimbulkan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia akibat kehancuran Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka, karena pembangkit tersebut mengandalkan air dari reservoir untuk menyediakan tenaga bagi kondensor turbinnya.
“Di mana pun rezim Rusia melangkah, ada kekacauan dan bencana. Itu sebabnya Rusia harus meninggalkan PLTN Zaporizhzhia. Ini masalah keamanan bukan hanya untuk Ukraina," tulis kementerian tersebut.
Perusahaan energi milik negara Ukraina Ukrhydroenergo melaporkan pada 6 Juni bahwa staf Ukraina di pabrik tersebut memantau situasi dengan cermat.