Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Berdarah Berlian di Tongkat Raja Charles III dan Seruan Repatriasi

Berlian di tongkat Raja Charles III diperoleh dari penambangan di Afrika Selatan pada 1905 saat Inggris menjajah negara tersebut.
Raja Charles III tengah memegang tongkat kerajaan yang bermahkota permata atau Cullinan I saat penobatan menjadi raja penguasa Inggris./Youtube
Raja Charles III tengah memegang tongkat kerajaan yang bermahkota permata atau Cullinan I saat penobatan menjadi raja penguasa Inggris./Youtube

Bisnis.com, JAKARTA – Seruan untuk mengembalikan berlian terbesar di dunia yang dipasang di tongkat kerajaan Inggris ke Afrika Selatan kembali menggema, saat penobatan Raja Charles III menjadi penguasa Britania Raya pada hari ini, Sabtu (6/5/2023).

Sejumlah masyarakat Afrika Selatan menyerukan agar Inggris untuk mengembalikan berlian Raja Charles III yang dikenal dengan Bintang Besar Afrika (Great Star of Africa) atau Cullinan I, karena didapatkan dari pampasan perang era kolonialisme Kerjaan Inggris di Benua Hitam pada abad-18.

Pada 1905 perusahaan penambangan Inggris menemukan berlian setara 3.106 metrik karat di Provinsi Transvaal--dekat Pretroria, kini menjadi bagian dari Afrika Selatan.

Dikutip dari situs Royal Collection Trust, entitas yang mengawasi koleksi keluarga kerajaan Inggris, berlian itu dinamai sesuai nama pimpinan perusahaan pertambangan, Thomas Cullinan.

Dua tahun setelah penemuan tersebut, berlian dipersembahkan kepada Raja Edward VII, penguasa Inggris saat itu, tepatnya pada 1907.

Kemudian, berlian itu dikirim ke Royal Asscher, perusahaan pembelah berlian yang berbasis di Amsterdam, Belanda, pada 1908. Royal Asscher Diamond Company didirikan oleh keluarga Asscher pada 1854.

Hingga saat ini perusahaan tersebut masih aktif dan memiliki kantor regional di New York dan Tokyo, selain di Amsterdam. “Beratnya [Cullinan I] sekitar 3.106 karat dalam bentuk aslinya. Berlian aslinya seukuran hati manusia,” menurut keterangan pihak Royal Asscher.

Kisah Berdarah Berlian di Tongkat Raja Charles III dan Seruan Repatriasi

Batu berlian bagian dari Bintang Besar Afrika (Great Star of Africa) atau Cullinan I saat dibelah menjadi kepingan untuk dipoles menjadi batu permata./Royal Collection Trust 

Berlian tersebut selanjutnya dibelah menjadi sembilan bagian batu besar dan 97 kepingan batu kecil. Batu terbesar diberi nama Bintang Besar Afrika oleh Raja Edward VII. Batu potong terbesar kedua diberi nama Bintang Kecil Afrika atau Cullinan II.

“Butuh empat hari untuk menyiapkan alur untuk pisau membelah, dan pukulan pertama [pembelahan] mematahkan pisaunya, bukan berliannya,” menurut keterangan Royal Collection Trust.

Selama delapan bulan berikutnya, tiga pria bekerja selama 14 jam sehari untuk memotong dan memoles sembilan batu besar dari berlian asli. Masing-masing batu ini diberi nomor dari I sampai IX. Adapun 97 berlian  kecil dan beberapa fragmen kasar juga dipoles.

Setelah kematian Raja Edward pada1910, Raja George V menetapkan Cullinan I dan II di Tongkat Kerajaan dan Mahkota Negara Kekaisaran. Masing-masing berlian itu seberat 530 metrik karat dan  317,4 metrik karat.

Kepingan berlian yang tersisa disimpan oleh Asschers sebagai ongkos pembayaran atas pekerjaan mereka. Kabarnya berlian kecil bisa terjual lebih dari US$21 juta di balai lelang.

Cullinan VI dan VIII kemudian dibawa secara pribadi oleh Raja Edward VII sebagai hadiah untuk Ratu Alexandra. Berlian lainnya diakuisisi oleh pemerintah Afrika Selatan, dan diberikan kepada Ratu Mary pada 1910, untuk mengenang Inauguration of the Union, yang kemudian diwariskan kepada Ratu Elizabeth II pada 1953.

Menuntut Berlian Dikembalikan ke Afrika

Ratu Elizabeth II sering memakai mahkota itu semasa hidupnya. Saat Ratu Elizabeth II berpulang pada tahun lalu, masyarakat Afrika Selatan pun meminta pengembalian berlian tersebut.

“Almarhum Ratu Inggris telah memamerkan [berlian] ini selama lebih dari setengah abad,” kata Leigh-Ann Mathys, juru bicara nasional Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), sebuah partai politik oposisi Afrika Selatan, seperti dikutip CNN.

Kisah Berdarah Berlian di Tongkat Raja Charles III dan Seruan Repatriasi

Tongkat Kerajaan dan Mahkota Negara Kekaisaran Inggris saat dibawa dalam proses kerajaan./Royal Collection Trust

Mathys menuduh kekuatan kolonial Inggris mencuri tanah dan mengambil tambang milik penduduk asli. “Seruan kami adalah repatriasi untuk semua pencurian kolonial, yang merupakan bagian dari pencurian Great Star of Africa,” katanya.

Pihak Royal Asscher membantah bahwa telah mengambil berlian itu secara illegal. Menurutnya, permata itu dibeli dari pemerintah Transvaal (Afrika Selatan lama), dan dipersembahkan kepada Raja Edward VII sebagai hadiah ulang tahun.

Seorang profesor politik Afrika dari University of South Africa, Everristo Benyera, menolak narasi tersebut.

"Transaksi kolonial tidak sah dan tidak bermoral. Narasi kami bahwa seluruh pemerintah Transvaal dan South Africa Union serta sindikat penambangan yang menyertainya adalah ilegal,” ujarnya.

Lebih jauh dia menuding bahwa menerima berlian curian tidak membebaskan penerima dari tudingan ilegal. “The Great Star adalah berlian darah. Perusahaan swasta [pertambangan], pemerintah Transvaal, dan Kerajaan Inggris adalah bagian dari jaringan kolonialitas yang lebih besar.”

Pun dengan Cullinan I diminta untuk dikembalikan. “Berlian harus datang ke Afrika Selatan. Itu perlu menjadi tanda kebanggaan kami, warisan kami, dan budaya kami,” kata Mothusi Kamanga, seorang pengacara dan aktivis di Johannesburg yang mempromosikan petisi online, dan telah mengumpulkan sekitar 8.000 tanda tangan agar berlian dikembalikan.

Hari ini Raja Charles III telah resmi dinobatkan menjadi penguasa Inggris dengan gemerlap emas berlian yang menyertai penahbisan.

Charles duduk di kursi penobatan yang telah berusia lebih dari 700 tahun dan akan diberikan alat-alat kerajaan seperti bola dan tongkat yang dihiasi permata hingga pedang dan cincin.

Puncaknya sendiri yakni pada saat Mahkota Santo Edward yang berusia 360 tahun dengan berat 2,2 kg diletakan di atas kepala Charles oleh Uskup Agung Canterbury. 

Mahkota ini dibuat awalnya pada 1661 yang dihiasi dengan 44 batu berharga termasuk rubi, batu kecubung dan safir. Mahkota ini sendiri awalnya dibuat untuk Raja Charles II. Kemudian, Raja Charles III hanya akan memakai mahkota ini hanya pada saat penobatan. Hal ini lantaran mahkota memiliki bobot yang berat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hendri T. Asworo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper