Bisnis.com, JAKARTA - Insiden pesawat tak berawak (drone) yang menyerang Kremlin membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin yakin untuk memperdalam perang di Ukraina.
Adapun 2 drone yang terbang di atas Kremlin telah mempertanyakan semua pihak terkait dalang d ibalik serangan pada Rabu (3/5/2023).
Meski drone dihancurkan sebelum menyebabkan kerusakan serius di Kremlin, insiden tersebut menyoroti kerentanan Moskow terhadap drone musuh, dan mempertanyakan kekuatan pertahanan udara Rusia.
Bagi Rusia, serangan itu membantu memperkuat narasi yang didukung Kremlin bahwa perangnya di Ukraina adalah perang eksistensial bagi negara dan rakyat Rusia.
Serangan itu terjadi menjelang parade kemenangan tahunan Perang Dunia II 9 Mei di Lapangan Merah Moskow.
Mantan diplomat Rusia dan pengamat Kremlin Alexander Baunov mengatakan bahwa acara tersebut sakral bagi banyak orang Rusia dan pada saat Rusia dilaporkan oleh Barat akan menambah lebih banyak korban jiwa dengan perolehan teritorial yang sedikit di Ukraina.
"Ini adalah upaya untuk mengumpulkan semua hal yang sakral dalam satu pernyataan," katanya, seperti dilansir dari CNA, pada Jumat (5/5/2023).
Menurutnya, serangan yang terjadi di Kremlin tersebut benar-benar merupakan suatu strategi mobilisasi patriotik.
"Mereka berusaha untuk menggalang orang-orang di sekitar (dugaan) serangan yang gagal ini. Ini benar-benar mobilisasi patriotik," lanjutnya, kepada saluran YouTube Live Nail.
Lebih lanjut, menurutnya kini Rusia bersiap untuk serangan balasan ke Ukraina yang telah lama ditunggu-tunggu dan berharap akan merebut kembali wilayahnya.