Bisnis.com, JAKARTA — Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kemungkinan besar akan bertarung dalam kontestasi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Kedua elite politik tersebut telah ditetapkan sebagai capres oleh pengusungnya masing-masing.
Anies adalah capres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan atau KPP. Koalisi ini merupakan gabungan kerja sama politik dari NasDem, PKS, dan Demokrat. Sedangkan Ganjar Pranowo telah diumumkan sebagai capres oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri Jumat pekan lalu.
Munculnya nama Anies dan Ganjar dalam bursa capres potensial sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Pasalnya, kedua politikus yang kebetulan satu almamater tersebut telah lama masuk dalam radar dan selalu menempati peringkat 3 besar polling lembaga survei.
Selain itu, Anies dan Ganjar juga telah memiliki pengalaman memimpin daerah. Keduanya bahkan bisa disebut sebagai kepala daerah yang paling populer. Anies merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta dan Ganjar sampai dengan saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode.
Bagaimana rapor keduanya saat memimpin daerahnya masing-masing?
Seperti diketahui, Ganjar saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Selama masa kepemimpinannya, laporan Bank Indonesia mengumumkan perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2022 tumbuh 5,24 persen year on year (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,27 persen (yoy), namun lebih tinggi dibandingkan perekonomian Nasional 5,01 persen (yoy).
Baca Juga
Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang terbesar adalah konsumsi rumah tangga. Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan bersumber dari sektor transportasi dan pergudangan.
Sementara dari sisi tingkat kemiskinan, provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan, baik dari jumlah maupun rasio penduduk miskin. Angka kemiskinan Jawa Tengah pada September 2022 sebesar 3,858 juta jiwa, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 3,933 juta jiwa.
Seiring dengan hal tersebut, rasio penduduk miskin di Jawa Tengah menjadi sebesar 10,98 persen dari total penduduk Jawa Tengah, lebih rendah dibandingkan September 2021 yang tercatat sebesar 11,25 persen.
Secara rinci, jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat dari 1,847 juta jiwa pada September 2021 menjadi sebesar 1,852 juta jiwa pada September 2022. Sedangkan jumlah penduduk miskin di pedesaan mengalami penurunan menjadi sebesar 2,006 juta jiwa pada September 2022, menurun dari 2,086 juta jiwa pada September 2021.
Hal tersebut berdampak pada penurunan persentase penduduk miskin di perkotaan dari 10,16 persen pada September 2021 menjadi 10,02 persen pada September 2022. Adapun angka kemiskinan Jawa Tengah selama 5 tahun terakhir bergerak fluktuatif, di mana berkisar di 10 persen hingga 11 persen.
Jejak Anies di Jakarta
Tokoh lainnya yakni Anies Baswedan, di mana dia dideklarasikan sebagai capres 2024 oleh 3 partai, antara lain Partai NasDem, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Seperti diketahui, Anies sempat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dirinya menjabat hingga 16 Oktober 2022.
Selama Jakarta dipimpin oleh Anies, laporan Bank Indonesia menunjukan, ekonomi DKI Jakarta tercatat tumbuh sebesar 4,85 persen (yoy) pada triwulan IV-2022, tetap tumbuh pada level yang tinggi meskipun melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yakni 5,93 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta didorong oleh masih kuatnya konsumsi dan ekspor, serta mobilitas dan aktivitas masyarakat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal ini tentunya juga seiring dengan terkendalinya kasus positif aktif Covid-19 dan terus berlangsungnya program vaksinasi booster.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi yang positif berasal dari seluruh komponen kecuali konsumsi pemerintah yang masih mengalami kontraksi pada triwulan IV-2022.
Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan, perdagangan, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan mencatatkan pertumbuhan yang positif pada triwulan IV-2022. Sebaliknya, kinerja sektor konstruksi mengalami penurunan.
Sementara dari sisi tingkat kemiskinan, DKI Jakarta pada September 2022 tercatat lebih rendah dari September 2021 yang berada di 4,67 persen. Terdapat 494,93 ribu penduduk DKI Jakarta termasuk dalam kategori penduduk miskin. Angka ini setara dengan 4,61 persen dari total penduduk DKI Jakarta.
Penurunan tingkat kemiskinan di DKI Jakarta juga sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan nasional yang berada di level 9,57 persen pada September 2022, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya di 10,14 persen.
Adapun selama 5 tahun terakhir, tingkat kemiskinan Jakarta mengalami sedikit peningkatan, di mana pada 2018 berada di angka 3,55 persen, 2019 3,42 persen, 2020 4,69 persen, 2021 4,67 persen, dan 2022 4,61 persen.