Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Pede Bisa Padamkan Konflik di Sudan, Ini Alasannya

Jubir Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa AS yakin dapat berpengaruh di Sudan untuk mendorong perdamaian.
AS Pede Bisa Padamkan Konflik di Sudan, Ini Alasannya. Warga Italia menumpang pesawat C130 Angkatan Udara Italia saat dievakuasi dari Khartoum, Sudan, dalam foto tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 24 April 2023. Ministero della Difesa/Handout via REUTERS
AS Pede Bisa Padamkan Konflik di Sudan, Ini Alasannya. Warga Italia menumpang pesawat C130 Angkatan Udara Italia saat dievakuasi dari Khartoum, Sudan, dalam foto tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 24 April 2023. Ministero della Difesa/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) yakin dapat mengurangi konflik di Sudan dan bahkan mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Washington akan tetap terlibat dalam menemukan penyelesaian krisis dan terus bekerja dengan mitra regional.

"Kami cukup yakin bahwa kami dapat memiliki pengaruh di sini," kata Kirby, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Rabu (26/4/2023).

Kirby mencatat bahwa AS telah membantu untuk menengahi gencatan senjata selama 72 jam di Sudan, pada Senin (24/4/2023).

“Kami punya saham di sini, kami punya minat dan kami akan terus menggunakan itu dan kekuatan Amerika Serikat untuk mencoba menyatukan kedua belah pihak untuk menurunkan kekerasan," lanjutnya.

Kekerasan di Sudan terjadi ketika dua jenderal tinggi dan pasukan bentrok untuk memperebutkan kekuasaan dan kendali atas sumber daya Sudan, sejak 15 April 2023.

Pertikaian terjadi antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan, dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang setia kepada Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemedti.

Pertempuran di Sudan telah menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya, menjebak banyak penduduk di rumahnya, selama 2 pekan.

Kirby mengatakan bahwa tujuan langsung AS adalah untuk menurunkan kekerasan, dan langkah kedua adalah membawa pihak yang bertikai ke meja perundingan untuk membahas transisi ke pemerintahan sipil, pada Selasa (25/4/2023).

“Kami tidak percaya bahwa solusi militer dapat dicapai di sini dalam kasus khusus ini, dan itulah mengapa kami tetap berhubungan hampir setiap hari dengan kedua pemimpin militer tersebut,” kata Kirby.

SAF dan RSF telah menyetujui gencatan senjata untuk menandai hari raya Idulfitri selama 3 hari pada pekan lalu.

Namun, penduduk di Ibu Kota Khartoum melaporkan pertempuran terus berlanjut. Gencatan senjata baru diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS, pada Senin (24/4/2023) malam. Kirby mengatakan bahwa gencatan senjata di Sudan saat ini tampaknya berhasil meski terjadi pertempuran sporadis.

“Tentu saja, kekerasan sekarang turun, yang kami inginkan adalah menghentikan kekerasan sama sekali, tentu saja, sehingga tidak ada lagi nyawa orang Sudan yang terancam, dan bantuan kemanusiaan dapat sampai ke orang-orang yang membutuhkannya," tambahnya.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa personel kedutaan AS di Ibu Kota Sudan, Khartoum, diekstraksi dalam operasi militer, pada Sabtu (22/4/2023).

Meski begitu, Kirby mengatakan AS telah mempertahankan hubungan diplomatiknya dan bekerja sama dengan Sudan meskipun ada evakuasi.

“Diplomat kami hanya akan bekerja dari jarak jauh. Itu tidak biasa,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper