Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa Megathrust Mentawai Dapat Merambat ke Zona Lain? Begini Penjelasan BMKG

Gempa di segmen megathrust Mentawai bisa saja memicu gempa di segmen lain di dekatnya. Berikut penjelasan BMKG:
Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters
Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 telah mengguncang pantai barat Sumatra pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB dini hari. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. 

Lantas, apakah gempa yang terjadi di segmen megathrust Mentawai itu bisa merembet ke segmen lain di sekitarnya?

Perlu diketahui, segmen megathrust Mentawai bersebelahan dengan segmen 1 dan segmen Nias-Simeulue di sebelah utara.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menuturkan, gempa yang terjadi di segmen megathrust Mentawai itu bisa saja memicu gempa di segmen lainnya dengan catatan bila segmen yang bersebelahan ini memiliki posisi yang sudah matang dan labil. 

“Tetapi harus dipastikan bahwa segmen yang di dekatnya itu sedang matang dan sudah maksimum dan posisinya sudah labil sehingga ketika mendapatkan guncangan maka dia akan mengalami rilis energi,” kata Daryono dalam konferensi pers, Selasa (25/4/2023).

Sebaliknya, jika posisi segmen di sebelahnya belum maksimum atau sudah rilis, misalnya segmen Nias-Simeulue yang rilis pada 2004 dengan kekuatan magnitudo 8,5, tentu saja sulit untuk membuat guncangan.

Namun demikian, Daryono menegaskan bahwa banyak sekali ketidakpastian di alam sehingga yang paling penting untuk dipahami adalah zona megathrust barat Sumatra merupakan sebuah segmen yang aktif dan memiliki potensi terjadi gempa besar.

“Yang pasti seluruh zona megathrust memiliki potensi gempa yang signifikan dan itu yang sedang diantisipasi,” pungkasnya.

Adapun, gempa yang terjadi hari ini adalah gempa yang ditunggu-tunggu oleh para ilmuwan. Pasalnya, sudah lebih dari ratusan tahun segmen ini tidak dilanda gempa besar, sejak 10 Februari 1797. Pada 1797, tercatat gempa berkekuatan magnitudo 8,5 ini memicu tsunami dan menelan 300 korban jiwa. 

Selain itu, gempa yang mengguncang Mentawai Siberut hari ini disebut-sebut dapat mengurangi potensi konsentrasi energi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo di zona megathrust segmen Mentawai Siberut. Nilai tersebut diperoleh dari kajian yang dilakukan para ahli. 

Daryono menuturkan, nilai yang dikeluarkan berdasarkan asumsi panjang segmen dan luasan dari bidang pergeseran sehingga ekuivalen dengan nilai 8,9 magnitudo.

Kendati demikian, Daryono mengakui tidak mudah untuk menghitung secara absolut dan dengan nilai pasti lantaran ketidakpastian perhitungan ini cukup besar.

“Yang pasti dengan gempa berkekuatan 6 magnitudo, maka potensi itu sudah tidak lagi 8,9 magnitudo,” pungkasnya.

Gempa yang terjadi pagi ini juga sempat memicu tsunami di Tide Gauge Tanah Bala, Nias Selatan pada pukul 03.17 WIB dengan ketinggian tsunami 11 cm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper