Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TNI Vs KKB, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat: Balas Dendam Dimulai

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan, pihaknya balas dendam terhadap pasukan TNI-Polri karena menyerang warga sipil pada 23 Maret 2023.
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Philip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disebut-sebut disandera oleh kelompok pro-kemerdekaan, duduk di antara para pejuang separatis di wilayah Papua Indonesia, 6 Maret 2023. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) )/Handout melalui REUTERS/File Foto
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Philip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disebut-sebut disandera oleh kelompok pro-kemerdekaan, duduk di antara para pejuang separatis di wilayah Papua Indonesia, 6 Maret 2023. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) )/Handout melalui REUTERS/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom mengatakan, pihaknya balas dendam terhadap pasukan TNI-Polri karena menyerang warga sipil pada 23 Maret 2023.

Melansir Reuters, Senin (17/4/2023), Sambom menegaskan, bahwa akibat serangan terhadap warga sipil itu, maka pihaknya mulai membalas dendam.

“TNI dan Polri menyerang warga sipil pada 23 Maret. Karena itu pasukan TPNPB menyatakan akan membalas dendam dan itu sudah dimulai," kata Sambom seraya menambahkan bahwa pertempuran masih berlanjut pada Minggu (16/4/2023).

Sebelumnya, pada Februari 2023, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menculik pilot Susi Air asal Selandia Baru Philip Mehrtens.

Kelompok itu awalnya menuntut pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua, tetapi mengatakan kepada Reuters bulan ini bahwa mereka siap untuk membatalkan permintaan itu dan mencari dialog.

"Kami meminta pemerintah Indonesia dan Selandia Baru untuk membebaskan para sandera melalui negosiasi damai," kata Sambom dalam pesan yang direkam pada Minggu (16/4/2023).

Namun, juru bicara militer di Papua, Herman Taryaman, membantah tuduhan serangan pada Maret terhadap warga sipil, dan mengatakan pasukan keamanan melindungi warga sipil yang diusir oleh pemberontak.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, bahwa hanya satu prajurit Yonif 321/GT yang gugur saat melaksanakan tugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

“Sampai pukul 14.03 WIB, informasi yang saya terima secara fisik baru satu orang. Hanya satu orang atas nama Pratu Arifin (Pratu Miftahul Arifin). Informasi yang lain belum kami dapatkan karena kesulitan untuk mencapai lokasi akibat cuaca tidak menentu," ujar Julius Widjojono dalam konferensi pers di Balai Wartawan Puspen TNI Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

Julius mengimbau seluruh pihak untuk menerima informasi resmi dari Puspen TNI, termasuk tidak langsung mempercayai informasi mengenai adanya enam prajurit TNI yang gugur dalam insiden di Nduga tersebut.

"Sekali lagi, saya mohon untuk mengambil informasi dari kami agar tidak simpang siur," kata dia.

Sementara, TPNPB mengklaim membunuh 9 anggota TNI dalam baku tembak yang berlangsung Sabtu (16/4/2023).

"Sampai pukul 14.03 WIB informasi yang kami dapat satu meninggal dunia. Kami belum mendapat informasi lain karena sulit untuk menjangkau daerah tersebut, apalagi dengan cuaca yang tidak menentu," kata Julius saat ditanya tentang kondisi tersebut. jumlah korban yang lebih tinggi, Minggu (16/4/2023).

Dia mengatakan militer akan mengintensifkan operasi untuk menyelamatkan Mehrtens karena mereka telah mengidentifikasi lokasi pilot.

Pertempuran tingkat rendah untuk kemerdekaan dari Indonesia telah berlangsung selama beberapa dekade di wilayah Papua yang terpencil dan kaya sumber daya, dengan konflik yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kata para analis.

Konflik dimulai setelah pemungutan suara kontroversial tahun 1969 yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)melihat bekas wilayah Belanda itu berada di bawah kendali Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper