Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Silicon Valley Bank, Permainan Poker yang jadi Penopang Startup Dunia

Silicon Valley Bank (SVB) mengalami bangkrut setelah 48 jam mengalami krisis modal.
Logo Silicon Valley Bank di kantor pusat yang berlokasi di Santa Clara, California, AS, Jumat (10/3/2023). /Bloomberg-Philip Pacheco
Logo Silicon Valley Bank di kantor pusat yang berlokasi di Santa Clara, California, AS, Jumat (10/3/2023). /Bloomberg-Philip Pacheco

Bisnis.com, JAKARTA - Silicon Valley Bank (SVB) mengalami bangkrut setelah 48 jam bank tersebut mengalami krisis modal pada Jumat (10/3/2023).

Sampai akhirnya, Regulator AS menutup sekaligus menyita aset bank tersebut. Kini, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) telah ditunjuk sebagai penerima disposisi asetnya.

Sebagai informasi, SVB merupakan bank yang berspesialisasi dalam pembiayaan startup. Bank ini fokus memberikan pinjaman untuk perusahaan-perusahaan startup atau rintisan sejak 1980-an. 

Sayangnya, bank kehabisan dana simpanan sehingga bank berukuran menengah ini tidak bisa dipertahankan untuk tetap bertahan sendiri. 

Akar bangkrutnya Silicon Valley Bank berasal dari dislokasi yang dipicu oleh tingkat suku bunga lebih tinggi dan adanya penurunan besar dalam pertumbuhan industri teknologi. 

Ketika klien pemula menarik simpanan untuk menjaga perusahaan mereka tetap bertahan di lingkungan yang dingin untuk penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dan penggalangan dana pribadi, SVB mendapati kekurangan modal.

Kepanikan publik dimulai saat SVB mengumumkan telah menjual semua obligasi dengan kerugian US$1,8 miliar atau sekitar Rp 27,8 triliun dan juga akan menjual US$2,25 miliar saham baru untuk menopang neracanya. 

Melihat adanya kondisi yang tidak kondusif, membuat banyak perusahaan menarik uang mereka dari bank.

Saham bank tersebut mulai anjlok pada Kamis pagi dan pada sore hari saham di sejumlah bank di dunia rontok. Bahkan, efeknya langsung dirasakan oleh empat bank terbesar AS kehilangan lebih dari US$50 miliar nilai pasarnya, karena investor mulai khawatir akan terulangnya krisis keuangan 2007-2008.

Lantas, sebenarnya seperti apa profil dari Sillicon Valley Bank ini? 

di halaman berikutnya...

Profil Silicon Valley Bank (SVB)

Silicon Valley Bank (SVB) didirikan sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Silicon Valley Bancshares (sekarang SVB Financial Group) pada 17 Oktober 1983.

Melansir dari The Times, SVB dimulai pada tahun 1983 di San Jose California.

Pengajar Keuangan di Universitas Boston Mark Williams mengatakan pendiri SVB ini adalah Bill Biggerstaff dan Robert Medearis yang memulai gagasannya melalui permainan poker.

“Ini dimulai sebagai hasil dari permainan poker. Dan begitulah akhirnya,” katanya.

Strategi utama SVB berawal dari mengumpulkan simpanan dari bisnis yang dibiayai melalui modal ventura. 

Awalnya, selama bertahun-tahun, bank ini melakukan bisnis pinjaman real estate yang substansial di awal 1990-an. Sayangnya, akibat kemerosotan di pasar real estate California, membuat bank ini menambahkan lini bisnis pinjaman pada tahun 1994. Saat itu, mereka hanya memberikan pada industri kilang anggur. 

Lalu, dengan muncul gelembung dot-com alias gelembung teknologi informasi yang terjadi antara tahun 1998–2000, hal ini seakan tidak disia-siakan oleh SVB.

Apalagi, ketika bursa saham di negara-negara industri mengalami kenaikan nilai ekuitas secara tajam berkat pertumbuhan industri sektor Internet dan bidang-bidang yang terkait, membuat SVB memainakn peran penting, karena kesediaannya untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan tahap usaha yang masih merintis. 

Masa-masa ini bisa dibilang SVB sangat berjaya. Ken Wilcox yang kala itu menjadi CEO pada tahun 2000 dan memilih untuk melanjutkan fokus ceruk perusahaan pada perusahaan teknologi daripada melakukan diversifikasi ke bank komersial yang lebih luas.

Bank terus melakukan perluasan dengan menawarkan layanan investasi dan manajemen aset hingga dukungan transaksi  kepada perusahaan teknologi, modal ventura hingga ke perusahaan ekuitas swasta yang berinvestasi dalam bioteknologi. 

Pada tahun 2015, bank menyatakan bahwa mereka melayani 65 persen dari semua startup AS dan menjadi lembaga keuangan yang bekerja dengan startup kripto. 

Termasuk 9 persen dari semua pinjaman yang diberikan kepada perusahaan rintisan tahap awal dan pertumbuhan.

Bank ini juga melakukan beberapa akuisisi, seperti bank investasi kesehatan Leerink Partners, perusahaan investasi multisektor WestRiver Group, Boston Private hingga firma riset ekuitas MoffettNathanson. 

Kedepannya, SVB mengumumkan komitmen untuk menyediakan US$5 miliar dalam keuangan berkelanjutan dan menetapkan tujuan untuk mencapai operasi netral karbon pada tahun 2025.

Sejauh ini, SVB telah beroperasi dari puluhan negara, beberapa di antaranya Amerika Serikat, India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper